kerajinan rotan

Denpasar (Metrobali.com)-

Aneka kerajinan berbahan bambu Bali yang dibuat antik atau barang-barang seni yang berkualitas bagus sangat disenangi konsumen mancanegara, terutama tujuan ke Amerika Serikat, Jepang dan Eropa lainnya.

“Kami pengusaha kerajinan bambu skala kecil menerima pesanan dari luar negeri meningkat hingga 60 persen selama 2014,” kata I Gede Putra salah seorang pengrajin asal Banjar Nyalian, Kelurahan Kawan Bangli, Bali, Senin (23/2).

Selain Bangli, 40 km timur laut Denpasar, pengrajin di Desa Belga dan Desa Bona kabupaten Gianyar, juga memproduksi berbagai macam kerajinan tangan yang terbuat dari bambu seperti kursi, meja makan, lampion dan tempat tidur, Semua hasil seni kerajinan bambu tersebut merupakan hasil olahan tangan terampil dan kreativitas seni masyarakat Desa Bona dan Belega. Tempat itu merupakan dua desa wisata yang sudah terkenal di kalangan wisatawan mancanegara.

Gede Putra mengatakan, kerajinan berbahan baku bambu yang dihasilkan masing-masing kawasan memang memiliki perbedaan, namun tetap memiliki khas Bali sehingga para konsumen dalam maupun luar negeri tetap memburunya.

Desa Belega adalah desa wisata yang terkenal sebagai pusat kerajinan dari bambu antara lain seperti kursi, tempat tidur, meja hias, lemari, hiasan lampu, dan banyak lagi yang lain. Sedangkan desa Bona terkenal sebagai pusat kerajinan yang terbuat dari daun lontar.

Wisatawan yang berkunjung ke desa pusat kerajinan bambu untuk membeli ataupun memesan terlebih dahulu aneka kerajinan yang diinginkan seperti kerajinan daun lontar tersebut untuk keperluan rumah tangga atau untuk keperluan hotel dan restoran.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali mencatat perolehan devisa dari hasil perdagangan kerajinan bambu dan anyaman meningkat keras menjadi bernilai 22 juta dolar AS selama 2014 jika dibandingkan pada tahun 2013 hanya seharga 10,4 juta dolar.

Khusus kerajinan bambu menghasilkan devisa 18,3 juta dolar selama 2014 hasil pengapalan 7,5 juta unit dari berbagai jenis dan ukuran, naik hingga 93 persen dalam nilainya jika dibandingkan tahun 2013 yang hanya seharga 9,4 juta dolar.

Meningkat perolehan devisa tersebut berkat pesanan yang diterima pengerajin Bali dari mitra bisnisnya di mancanegara naik keras dan kondisi itu diharapkan akan berlangsung hingga tahun-tahun mendatang, harap Gede Putra. AN-MB