Makassar, (Metrobali.com) –

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan M Dadi Aryadi mengapresiasi Pemprov Sulsel yang telah memiliki Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di 24 kabupaten/kota dan tingkat provinsi.

“Kalau sebelumnya baru sekitar separuh kabupaten/kota di Sulsel memiliki TPID, kini menjelang akhir 2014 seluruhnya sudah memiliki TPID, termasuk untuk tingkat provinsi,” kata Dadi Aryadi di Makassar, Senin.

Ia mengatakan, pentingnya keberadaan TPID itu di suatu daerah, karena dapat membantu dalam mengordinasikan kebutuhan masyarakat untuk menekan harga di pasaran, ketika terjadi inflasi.

Peran TPID sendiri di daerah ini dinilai sangat baik, karena apabila terjadi inflasi di lapangan, maka pihak terkait segera melakukan tindaklanjut dan berkoordinasi dari hulu ke hilir.

Hal itu terlihat dari fenomena lima tahun terakhir, inflasi di Sulsel masih sekitar 4 plus minus satu persen atau di bawah rata-rata inflasi nasional.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindag Sulsel Hadi Basalamah mengatakan, peran TPID yang terdiri dari sejumlah instansi terkait termasuk Disperindag, dinilai sangat membantu dalam mengontrol harga kebutuhan pokok masyarakat.

“Apabila terjadi gejolak harga di lapangan, SKPD yang tergabung dalam TPID ini akan berkoordinasi dan menelusuri di lapangan mengenai pokok permasalahannya, kemudian dicari solusinya,” katanya.

Sebagai contoh, gejolak harga cabai yang kini mencapai Rp100 ribu per kilogram, ditelusuri penyebabnya. Apabila itu, karena permainan harga oleh pedagang atau distributor tentu akan ditindak.

Namun apabila karena permintaan pasar yang melebihi jumlah produksi di lapangan itu dinilai sebagai hukum pasar, namun tidak bisa dibiarkan begitu saja tetap harus dicarikan solusinya dengan mendatangkan dari daerah lain yang memiliki produksi berlimpah.

(Ant) –