Meliadi Sembiring

Jakarta (Metrobali.com)-

Kementerian Koperasi dan UKM menggandeng ILO (International Labour Organization) untuk bekerja sama mendorong daya saing para pelaku usaha “homestay” dan UKM yang bergerak pada sektor pariwisata.

“Kami bekerja sama dengan ILO untuk melakukan bimbingan teknis terhadap UKM yang bergerak pada industri homestay dan pendukung pariwisata lainnya, termasuk souvenir dan kerajinan tangan,” kata Deputi Bidang Pengkajian Sumber Daya UKMK Kementerian Koperasi dan UKM Meliadi Sembiring di Jakarta, Kamis (15/1).

Ia mengatakan, ILO dalam kerja sama itu akan menyediakan tenaga ahli dan modul pelatihan yang terstandar dan telah teruji untuk para pelaku UKM.

Untuk tahap awal, sebanyak enam program akan dilaksanakan sepanjang tahun ini.

“Rencananya tahun ini akan dilaksanakan di Bali, Sumatera Barat, Pulau Jawa, dan Kalimantan Tengah,” katanya.

Pihaknya mendorong pengembangan pariwisata secara berkelanjutan dan terintegrasi sehingga nantinya pariwisata mampu mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat di sekitarnya.

Beberapa konsep bimbingan teknis yang akan dikembangkan, kata Meliadi, di antaranya pembinaan dan pendampingan terhadap pelaku industri homestay terkait “green living” atau tempat penginapan hijau yang ramah lingkungan.

Selain itu, untuk UKM pendukung pariwisata juga akan diberikan bimbingan teknis misalnya mereka yang bergerak di bidang industri rumahan kerajinan tangan, guide, dan kuliner.

“Kami akan bina para pelaku UKM itu bisa mengelola usaha dengan baik, mampu melayani wisatawan dengan profesional, sehingga mereka semakin berdaya saing di era Masyarakat Ekonomi ASEAN nantinya,” katanya.

Dalam jangka pendek, Meliadi berharap kegiatan usaha rakyat yang terkait pariwisata itu bisa naik kelas ke skala yang lebih tinggi.

Industri-industri skala rumahan itu juga diupayakan bisa didisplai dan diperagakan di hotel-hotel dan sarana pariwisata agar bisa diakses oleh wisatawan.

“Misalnya perajin berpraktik menenun atau membuat songket di hotel tempat wisatawan menginap, wisatawan bisa ikut berpraktik, ini justru bisa menjadi salah satu daya tarik wisatawan sekaligus mendongkrak daya saing UKM tenun,” katanya. AN-MB