Keterangan foto: Barakahmedika Nusantara Co. (Indonesia) dan Arya Teb Firouz Co. (Iran) melaksanakan penandatanganan secara simultan “Perjanjian Pasokan Produk Hemodialisa” yang berlangsung di KBRI Tehran, Selasa (2/2/2021)/MB

Tehran, (Metrobali.com) –

Barakahmedika Nusantara Co. (Indonesia) dan Arya Teb Firouz Co. (Iran) melaksanakan penandatanganan secara simultan “Perjanjian Pasokan Produk Hemodialisa” yang berlangsung di KBRI Tehran, Selasa (2/2/2021). Penandatanganan disaksikan oleh Dubes RI Tehran, dan perwakilan dari Kantor Wakil Presiden Iran Bidang Sains dan Teknologi, serta Pardis Technological Park.

Kontrak kerja sama ini merupakan awal dari roadmap kemitraan bisnis jangka panjang dalam pengadaan alat hemodialisa. Melalui kontrak ini, kedua perusahaan berkomitmen untuk melakukan pengadaan 700 alat hemodialisa sampai dengan tahun 2025. Jika pemasaran alat hemodialisa berjalan baik dalam dua tahun pertama, terdapat peluang peningkatan kerja sama kedua perusahaan untuk mendirikan fasilitas perakitan alat hemodialisa di Indonesia.

Iran sendiri diklaim sebagai salah satu dari enam negara yang memproduksi alat hemodialisa secara lengkap (hardware dan software) dan berteknologi tinggi.

Dalam sambutannya Dubes RI Tehran, Ronny P. Yuliantoro, menyampaikan apresiasi tinggi atas komitmen bisnis tersebut, dan harapkan kedua negara untuk terus meningkatkan kolaborasi dan kemitraan bisnis, khususnya di bidang farmasi dan alat kesehatan. Kemitraan bisnis kedua negara juga akan mendukung keberhasilan pembangunan kesehatan bagi Indonesia dan Iran, salah satunya melalui peningkatan kapasitas Indonesia dalam mengembangkan kemandirian dan peningkatan daya saing Industri farmasi dan alat kesehatan.

“Kami menyambut baik rencana kerja sama pendirian fasilitas perakitan alat hemodialisa di Indonesia. Adanya kemungkinan alih teknologi dan terbentuknya lapangan pekerjaan yang akan memberikan manfaat yang lebih besar bagi Indonesia”, tambah Dubes Ronny.

Hal tersebut juga sejalan dengan prioritas diplomasi Indonesia di tahun 2021 antara lain membangun kemandirian dan ketahanan kesehatan nasional atau National Health Security, dengan fokus yakni penguatan kerja sama membangun industri kesehatan nasional, industri bahan baku obat, farmasi, maupun alat kesehatan; dan penguatan kerja sama pengembangan riset dan transfer teknologi dan SDM di bidang kesehatan.

Selain itu, Presiden Pardis Technology Park, Mr. Mahdi Saffari Nia, secara lugas menyampaikan kesiapan Iran untuk meningkatkan kerja sama investasi perusahaan berbasis ilmu pengetahuan Iran di Indonesia. Pardis Technology Park berada di bawah koordinasi dari kantor Wapres Ilmu  Pengetahuan dan Teknologi Iran, yang telah menginkubasi 100 perusahaan berbasis pengetahuan.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) tahun 2018 menyatakan bahwa prevalensi pasien penyakit ginjal kronik (PGK) meningkat menjadi 0,38 persen. Jumlah ini meingkat hampir dua kali lipat dibandingkan dengan tahun 2013 yang hanya 0,2 persen. Data Indonesian Renal Registry (IRR, 2018) memperkirakan angka kejadian gagal ginjal yang memerlukan dialisis adalah sekitar 499 per juta penduduk. Hipertensi merupakan penyebab paling sering dari gagal ginjal kronik, kira–kira 60%. Faktor–faktor lain yang diduga berhubungan dengan meningkatnya kejadian gagal ginjal kronik antara lain diabetes mellitus, merokok, dan usia.

Kerja sama kesehatan Indonesia-Iran berjalan konkrit dan berkelanjutan. Kerja sama ini dipayungi oleh MoU kerja sama Kesehatan yang ditandatangani pada 26 Oktober 2018. Sebagai wujud komitmen kerja sama, Indonesia-Iran juga telah menyepakati Plan of Action kerja sama kesehatan periode 2019-2021. Indonesia dan Iran juga memiliki forum rutin Indonesia-Iran Health Business Forum yang menjadi platform membangun kemitraan yang berkelanjutan dalam bidang kefarmasian dan alat kesehatan antara kedua negara.