mari-elka-pangestu14

Jakarta (Metrobali.com)-

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) membentuk Forum Komunikasi Pembangunan Berkelanjutan di Bidang Kepariwisataan yang diikuti para pihak dari kalangan swasta, akademisi, organisasi non-pemerintah serta lima kementerian dan lembaga.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari E Pangestu di Jakarta, Senin, mengatakan forum ini diharapkan akan menjadi wadah komunikasi dan koordinasi yang efektif antara semua pihak yang terlibat dalam usaha pembangunan berkelanjutan di bidang kepariwisataan.

“Forum Komunikasi ini sangat strategis untuk mencari masukan dalam penyusunan skema Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)  2015 – 2019 bidang kepariwisataan yang nantinya akan menjadi basis untuk menyusun cetak biru visi, program dan rencana aksi pembangunan pariwisata berkelanjutan,” katanya.

Pada kesempatan itu, lima kementerian menyampaikan kebijakan dan strategi sektor dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Menteri Lingkungan Hidup, Menteri Kehutanan, Menteri Kelautan dan Perikanan, Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Menteri Keuangan, dan Menteri Dalam Negeri.

Sejumlah pembicara internasional juga turut memberikan masukan, di antaranya Brian T. Mullis, CEO and Founder Sustainable Travel International-GSTC.

Forum juga membahas materi implementasi program dan kegiatan sektor tersebut serta Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4), Dewan Nasional Perubahan Iklim, Sustainable Management Group, dan Research Center for Climate Change Universitas Indonesia.

“Hasil pembicaraan akan menjadi masukan untuk mengambil langkah-langkah nyata guna mengoptimalkan akselerasi pembangunan kepariwisataan yang berkelanjutan,” kata Mari.

Ia mengatakan, berbagai masukan dari sektor terkait akan semakin memperjelas peran para pemangku kepentingan termasuk untuk melakukan koordinasi agar tercapai sinergi antara program dan rencana.  “Rencana aksi yang penting antara lain adalah pengembangan standar, verifikasi, sertifikasi dan pelatihan,” katanya.

Di samping itu juga dibahas keperluan untuk membentuk National Sustainable Tourism Councildan/atau Tourism Stewardship Council dengan dukungan kerjasama internasional dari Global Sustainable Tourism Council (GSTC), Rainforest Alliance, Sustainable Travel International dan UN World Tourism Organization (UNWTO) agar dapat mengembangkan dan menerapkan pembangunan berkelanjutan di sektor pariwisata.

Selain juga untuk memposisikan Indonesia sebagai benchmark pariwisata berkelanjutan secara global yang sesuai dengan standar internasional.

“Pertemuan hari ini dalam bentuk Forum Komunikasi diharapkan dapat menyatukan pemahaman dan masukan untuk rencana jangka menengah pemerintah dan memulai proses penyusunan cetak biru, program dan rencana aksi yang terkoordinasi antara semua pihak untuk pengembangan pariwisata yang berkelanjutan.  Komitmen semua sektor dan pihak terkait diperlukan agar pengembangan pariwisata dapat mengsejahterakan rakyat tanpa terjadi kerusakan lingkungan, dan dampak negatif terhadap tatanan sosial dan budaya kita,” kata Mari Elka Pangestu.

Ia juga berharap Indonesia dapat segera memiliki wadah Sustainable Tourism Council/Tourism Stewardship Council yang dapat menindaklanjuti kesepakatan-kesepakatan dan dapat menjalin jaringan dan kerjasama dengan pihak pihak luar bila diperlukan.

Berbagai rencana aksi sebagai tindak lanjut dalam jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang yang akan dilakukan antara lain rumusan kerangka GSTC Chapter Indonesia, pembentukan Sustainable Observatory dengan UNWTO, dan pembentukan focal point di masing-masing kementerian dan lembaga.

Aksi lain yakni pelatihan berstandar internasional, assessment, global network, perumusan muatan pembangunan berkelanjutan kedalam RPJM, cetak biru/roadmap pembangunan pariwisata berkelanjutan, dan penerapan sustainable measures.

Pihaknya juga menargetkan untuk mampu merintis terbentuknya jaringan destinasi pariwisata berkelanjutan di seluruh Indonesia dan sistem manajemen berkelanjutan yang progresif serta program seperti pelatihan untuk pembangunan pariwasta berkelanjutan (train-the-trainers on the Sustainable Development in Tourism). AN-MB