Yudi Pramadi

Jakarta (Metrobali.com)-

Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan mencatat defisit anggaran hingga 31 Oktober 2014 telah mencapai Rp194,08 triliun atau sebesar 80,4 persen dari target APBN-Perubahan sebesar Rp241,5 triliun.

Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan Yudi Pramadi dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (10/12), menyebutkan realisasi tersebut lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu yaitu Rp139,55 triliun atau 62,2 persen dari pagu APBN-Perubahan 2013.

“Realisasi APBN hingga 31 Oktober 2014 secara garis besar mengalami peningkatan jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hal tersebut terlihat dari realisasi pendapatan dan hibah, belanja dan pembiayaan,” katanya.

Realisasi pendapatan dan hibah telah mencapai Rp1.218,66 triliun atau sekitar 74,5 persen dari pagu Rp1.635,4 triliun. Pada periode yang sama tahun 2013, realisasi mencapai Rp1.098,43 triliun atau 73,1 persen dari pagu APBN-Perubahan 2013.

“Peningkatan ini diakibatkan persentase realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) lebih tinggi 6,3 persen, meskipun realisasi penerimaan perpajakan lebih rendah 0,3 persen dibandingkan persentase realisasi tahun lalu,” ujar Yudi. 

Sedangkan, realisasi belanja negara mencapai Rp1.412,74 triliun atau 75,3 persen dari pagu Rp1.876,9 triliun. Pada periode yang sama tahun 2013, realisasi mencapai Rp1.237,98 triliun atau 71,7 persen dari pagu APBN-Perubahan 2013.

“Peningkatan ini terjadi karena persentase realisasi belanja pemerintah pusat yang lebih tinggi 5 persen, meskipun realisasi transfer ke daerah lebih rendah 0,2 persen dibandingkan persentase realisasi tahun lalu,” jelas Yudi.

Penyerapan belanja pemerintah pusat hingga akhir Oktober 2014 tercatat mencapai Rp930 triliun atau 72,6 persen dari pagu Rp1.280,4 triliun dan transfer ke daerah sebesar Rp482,7 triliun atau sekitar 80,9 persen dari pagu Rp596,5 triliun.

Realisasi belanja pegawai mencapai Rp203,4 triliun atau 78,7 persen dari pagu Rp258,4 triliun, belanja barang mencapai Rp113,1 triliun atau 57,9 persen dari pagu Rp195,2 triliun dan belanja modal baru mencapai Rp71,4 triliun atau 44,4 persen dari pagu Rp160,8 triliun.

Realisasi subsidi energi hampir melampaui pagu yaitu mencapai Rp324,5 triliun atau 92,6 persen dari pagu Rp350,3 triliun, terdiri dari subsidi BBM Rp228,6 triliun atau 92,7 persen dari pagu Rp246,5 triliun dan subsidi listrik Rp96 triliun atau 92,4 persen dari pagu Rp103,8 triliun.

Sementara, realisasi pembiayaan mencapai sebesar Rp250,09 triliun atau 103,6 persen dari pagu Rp241,5 triliun. Pada periode yang sama tahun lalu, realisasi pembiayaan hanya mencapai Rp217,32 triliun atau 96,9 persen dari pagu APBN-Perubahan 2013.AN-MB