ekspor

Jakarta (Metrobali.com)-

Kementerian Perdagangan mengakui, dan untuk promsi produk buatan Indonesia untuk ekspor mengalami penurunan, meskipun pada sisi lain tetap ada program untuk menggenjot ekspor non-migas sebesar 300 persen dalam lima tahun ke depan.

“Kita coba efisiensikan dana yang ada, dibandingkan tahun lalu, mengalami penurunan,” kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Nus Nuzulia Ishak, di Jakarta, Rabu (25/2).

Nus mengatakan, saat ini anggaran yang disiapkan untuk promosi produk Indonesia tersebut hanya sebesar Rp58 miliar atau mengalami penurunan kurang lebih sebanyak lima persen jika dibandingkan dengan 2014.

Dengan kondisi tersebut, pada tahun ini, Ditjen PEN hanya akan melakukan promosi produk Indonesia di 161 lokasi pameran, sementara pada tahun lalu promosi dilakukan di 185 lokasi pameran.

“Tahun ini ada 161 titik promosi, sementara tahun lalu ada 185 titik promosi. Namun sekarang ada bantuan dari duta besar untuk membantu dalam kegiatan promosi produk Indonesia,” ujar Nus.

Meskipun dana yang dialokasikan untuk promosi produk Indonesia tersebut terbilang kecil, Kementerian Perdagangan pada masa kepemimpinan Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel, menargetkan peningkatan ekspor non-migas sebesar 300 persen dalam waktu lima tahun ke depan.

Sementara target pemerintah pada era Susilo Bambang Yudhoyono di awal 2014, tercatat sebesar 190 miliar dolar AS, namun target tersebut dikoreksi menjadi menjadi 184,3 miliar dolar AS atau hanya mengalami kenaikan 0,9 persen dari kinerja ekspor 2013.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), dalam kurun waktu lima tahun terakhir, peningkatan ekspor paling tinggi terjadi pada 2010 yakni kinerja ekspor non-migas terdongkrak mencapai 33,02 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Sementara pada 2013, secara kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari-Desember 2013 mencapai 182,57 miliar dolar AS atau menurun 3,92 persen dibanding periode yang sama 2012, demikian juga ekspor non-migas mencapai 149,93 miliar dolar AS atau menurun 2,03 persen. AN-MB