air asia

Singapura (Metrobali.com)-

Sebagian anggota keluarga dan teman penumpang pesawat AirAsia QZ 8501, yang hilang, pada Ahad (28/12)  tiba di daerah yang dirancang buat keluarga di Bandar Udara Changi, Singapura, untuk memperoleh keterangan terkini.

Keluarga penumpang pesawat naas itu mulai datang di daerah yang disediakan secara khusus buat keluarga dan teman penumpang di Terminal 2 Bandar Udara Changi sekitar tengah hari. Kelompok Bandar Udara Changi mengatakan 47 anggota keluarga dan teman dari 57 penumpang pesawat yang hilang telah mendaftarkan diri untuk memperoleh bantuan di bandar udara Singapura tersebut.

Salah seorang dari mereka yang tak ingin menyebutkan namanya mengatakan wanita itu memiliki empat keluarga di pesawat itu, termasuk anak kecil yang berusia 12 tahun dan seorang remaja 17 tahun. Seorang lagi mengatakan tunangannya dan anggota keluarganya berada di pesawat yang hilang tersebut.

“Pengaturan buat akomodasi setempat atau pergi ke Indonesia telah dilakukan buat keluarga dekat,” kata Kelompok Bandar Udara Changi di dalam satu pernyataan, sebagaimana dilaporkan Xinhua –yang dipantau Antara di Jakarta.

Low Swee Seh, Kepala Penyedia Layanan Kesehatan Nir-Laba setempat, mengatakan beberapa orang dari organisasinya siap memberi layanan penyuluhan buat keluarga penumpang.

Pemerintah menyatakan ada 162 orang, termasuk 156 penumpang, di dalam pesawat yang hilang tersebut. Sebanyak 155 di antara mereka adalah warga negara Indonesia, dan juga ada satu warga negara Singapura, satu orang Malaysia, satu Prancis dan tiga orang berkebangsaan Korea Selatan.

Pemerintah Singapura mengatakan pesawat itu berada di Wilayah Informasi Penerbangan Indonesia (FIR) ketika kehilangan kontak dengan menara pengawas pada Ahad pagi.

“Pesawat tersebut berada di Wilayah Informasi Penerbangan Indonesia (FIR) ketika kontak terputus, lebih dari 200 mil laut (sekitar 370 kilometer di sebelah tenggara perbatasan FIR Jakarta-Singapura,” kata Pemerintah Singapura di dalam satu pernyataan.

Wilayah Informasi Penerbangan adalah sistem pembagian wilayah udara untuk mengkoordinasikan informasi penerbangan dan layanan siaga. FIR tak memiliki kaitan dengan klaim kedaulatan atas wilayah udara atau laut.

Dinas Penerbangan Sipil Singapura juga menyatakan operasi pencarian dan pertolongan telah dilancarkan oleh Pemerintah Indonesia dari Kantor Pencarian dan Pertolongan Pangkal Pinang. Berdasarkan peta, pesawat itu diduga berada di dekat Kepulauan Bangka-Belitung, Indonesia, ketika kehilangan kontak dengan menara pengawas lalu lintas udara.

Pusat Koordinasi Pertolongan Singapura juga telah mengaktifkan dan telah menawarkan bantuan kepada Pemerintah Indonesia. (Antara/Xinhua-OANA) –