Keluarga Pasien Nyatakan Penanganan Pelayanan Demam Berdarah BRSUD Tabanan Tidak Maksimal
Pihak BRSUD Tabanan Membantah
Wakil Direkrur Bidang Pelayanan dan Pengendalian Mutu BRSUD Tabanan dr Ni Luh Gde Sukardiasih/MB
Tabanan (Metrobali.com)-
Pasien Anak Agung Ngurah Narendradiningrat (7) yang meninggal dunia karena Demam Berdarah, Minggu (22/5) dini hari ternyata masih menyisakan pertanyaan. Pihak Keluarga meyayangkan penanganan yang terkesan lamban dan penanganannya tidak maksimal. Namun, pihak Badan Rumah Sakit Umum Daerah Tabanan (BRSUD) membantah keras kalau dalam memberikan pelayanan tidak maksimal terhadap pasien Anak Agung Ngurah Narendradiningrat.
Wakil Direkrur Bidang Pelayanan dan Pengendalian Mutu BRSUD Tabanan dr Ni Luh Gde Sukardiasih Senin (23/5 mengatakan, semua prosedur sudah dilakukan sesuai pasien yang datang Sabtu (21/50 sekitar pukul 15.30 wita dengan keluhan mual dan nafsu makannya menurun. Selanjutnya dokter jaga langsung memeriksa pasien dan melakukan observasi selama 30 menit. Dan pada saat itu, panas pasien 36,3 C.
”Dengan melihat kondisi pasien yang sehat dan si pasien bisa naik ke bed sendiri diputuskan diberi obat mual. Setelah di periksa dan diberikan obat mual selanjutnya pasien diperbolehkan untuk pulang, ”kata dr Ni Luh Gde Sukardiasih.
Menurut dr Luh De namun pasien diberi catatan oleh dokter jaga apabila pasien tidak buang air kecil dalam 3 jam di harapkan diajak langsung kembali ke Rumah sakit.
Terkait tidak diceknya kembali darah pasien, dr Luh De menjelaskan karena saat itu ibu dari pasien tersebut menunjukan hasil tes darah pasien hari Kamis (19/5) kepada petugas.Untuk itu karena kondisi pasien yang tidak panas dan masih bisa berjalan serta duduk di bad tanpa di bantu sehingga tidak perlu di tes darahnya dan di opname.
Namun sekitar pukul 21.30 wita pasien datang lagi dengan kondisi tidak sadarkan diri, dan saat itu kami fokus untuk menangani pasien Narendra. Setelah dipasang incubasi, kondisi pasien sempat stabil. Namun beberapa saat kondisi pasien menurun drastis dan harus di rawat di ICU.
Pasien akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya Minggu dini hari (22/5). Dan, pasien dinyatakan kena virus Dengue Shock Syndrome yakni mengalami luka di bagian lambung yang mengakibatkan muntah darah. Kondisi ini dengan cepat menyerang dan terjadi sama anak dengan kondisi tubuh gemuk,”jelanya.
Dengan meninggalnya Narendradiningrat (7) karena deman berdarah maka pemkab Tabanan meningkatkan status menjadi KLB (Kondisi Luar Biasa). Terakait mewabahnya demam berdarah di wilayah Tabanan, BRSUD Tabanan akan menyiapkan tenaga tim medis dan obat –obatan.
Seperti berita sebelumnya Anak Agung Ngurah Narenradiningrat (7) putra pertama Anak Agung Ngurah Manik (36) wartawan cetak lokal Bali meninggal karena deman berdarah.
Ngurah Manik menyayangkan penanganan pihak Badan Rumah Sakit Umum Tabanan (BRSUD) yang terkesan lamban dalam menangani anaknya. Sabtu sore anaknya yang di antar Ibu kandungnya ke Rumah Sakit karena kondisi mual dan dan tidak mau makan, namun dari pihak rumah sakit hanya memberikan obat mual dan diperbolehkan pulang. Mestinya pihak rumah sakit kembali mengecek lagi trombosit anaknya dan tidak hanya menghandalkan hasil cek lab sebelumnya.
Namun dengan kondisi anaknya yang semakin menurun dan kritis dan sempat mendapatkan perawatan di ruang ICU, akhirnya Narendra menghembuskan nafas terakhirnya di BRSUD Tabanan. EB-MB
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.