Mangupura (Metrobali.com)

Para napi kasus narkoba asal Australia yang tergabung dalam kelompok Bali Nine juga menolak pindah ke tempat lain, karena merasa betah mendekam di LP Kerobokan. Salah satunya, Myuran Sukumaran. “Tidak. Bagus di sini (LP Kerobokan),” teriak Myuran dari atas menara pos penjagaan LP Kerobokan. Menurut dia, LP Kerobokan aman pasca kerusuhan. “Aman, aman,” jelas terpidana mati kasus narkoba ini.

Proses evakuasi para narapidana (napi) dari LP Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Badung pasca rusuh dua malam beruntun kembali dilanjutkan, Jumat (24/2) siang. Sedikitnya ada 84 napi yang dievakuasi dari LP Kerobokan kemarin, termasuk 45 orang dipindahkan ke sejumlah LP kawasan Jawa Timur.

Ke-45 napi LP Kerobokan yang dibawa ke Jawa Timur itu nantinya akan disebar di sejumlah lokasi, seperti LP Banyuwangi, LP Porong, LP Jember, LP Probolinggo, dan LP Bondowoso. Jumat malam, sekitar 27 napi dari total 45 orang itu sudah tiba di Banyuwangi.

Sedangkan untuk lokal Bali, ada 39 napi LP Kerobokan yang dipindahkan ke tiga daerah, Jumat lalu. Masing-masing, 17 napi dipindahkan ke LP Tabanan, 10 napi dipindahkan ke LP Buleleng, dan 4 napi khusus anak-anak yang dipindahkan ke LP Karangasem.

Sehari sebelumnya, Kamis (23/2), sudah mendahului ada sejumlah napi yang dievakuasi dari LP Kerobokan. Termasuk di antaranya 9 napi warga Negara asing yang semuanya wanita, dipindahkan ke LP Klungkung, dan 1 napi warga asing laki-laki yang ditahan titip di sel Mapolresta Denpasar. Namun, sebanyak 13 napi warga asing dikembalikan lagi ke LP Kerobokan, karena merasa betah ditahan di Lapas Klas IIA ini.

Pantauan NusaBali, proses evakuasi para napi dari LP Kerobokan Jumat  dimulai sejak siang pukul 13.30 Wita. Awalnya, ada puluhan napi yang dipindahkan ke beberapa LP di Bali. Pemindahan para napi dilanjutkan sore hari sekitar pukul 15.00 Wita, yakni sekitar 45 napi untuk dibawa ke wilayah Jawa Timur. Puluhan napi yang dievakuasi ke Jawa Timur ini diangkut dua unit bus, dengan dikawal 26 personel Brimob Polda Bali dan 6 petugas LP Kerobokan. Informasi terakhir, sebanyak 27 napi dari LP Kerobokan sudah tiba di Banyuwangi, tadi malam sekitar pukul 19.45 WIB. Mereka diangkut dua bus yang dikawal Brimob Polda Bali dan juga pasukan Polres Banyuwangi dengan bersenjata lengkap.

Menurut Kepala LP Banyuwangi, Krismono, 27 napi tersebut akan ditempatkan di tiga lokasi yakni LP Banyuwangi, LP Bondowoso, dan LP Jember. Namun, semalam mereka diinapkan semua di LP Banyuwangi. “Sebanyak 18 napi di antaranya akan ditampung di LP Banyuwangi, sedangkan yang lainnya dibawa ke LP Bondowoso (4 napi) dan LP Jember (5 napo),” jelas Krismono.

“Napi yang dipindahkan ke LP Banyuwangi adalah warga yang berdomisili di Banyuwangi dan sekitarnya, sehingga mereka akan menghabiskan masa tahanan di daerah sendiri,” lanjutnya dilansir Antara tadi malam. Dijelaskan Krismono, seluruh napi yang dipindahkan ke LP Banyuwangi akan diperlakukan seperti tahanan lainnya. Mereka langsung ditempatkan di ruangan masa pengenalan lingkungan (mapeling) selama beberapa hari.

Sedangkan Kepala LP Jember, Harun Sulianto, mengatakan pihaknya siap menerima napi kiriman dari LP Kerobokan, meski jumlah ruangan di sejumlah blok sangat terbatas. “Napi LP Kerobokan yang akan menghuni LP Jember adalah napi berasal dari Jember dan sekitarnya. Sebab, pemindahan napi itu berdasarkan daerah asal masing-masing,” katanya secara terpisah di Jember tadi malam. Sementara, LP Porong, Sidoarjo rencananya akan menampung 18 napi dari LP Kerobokan. Menurut Kepala LP Kelas I Surabaya di Porong, Nur Achmad Santosa, 18 napi yang ingin dipindahkan ke Porong tersebut merupakan permintaan napi bersangkutan. “Para narapidana tersebut rata-rata berasal dari Kota Surabaya. Namun, untuk data pasti alamat narapidana tersebut, saya belum memiliki,” kata Nur Achmad.

Secara terpisah, Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjenpas) Kemenkumham, Sihabudin, mengatakan pemindahan para napi dari LP Kerobokan ke daerah lain ini memang atas keinginan mereka. Menurut Sihabudin, tidak ada paksaan bagi para napi untuk pindah dari LP Kerobokan. “Itu memang kemauan mereka sendiri,” jelas Sihabudin saat mengawasi evakuasi para napi di LP Kerobokan, Jumat kemarin.

Pihak Komnas HAM sudah melakukan pendataan terhadap 530 napi dari total 1.015 orang penghuni LP Kerobokan. Dari pendataan ini, diketahui ada sekitar 230 napi yang ingin dipindahkan ke LP lainnya. Sisanya, memilih tetap ditempatkan di LP Kerobokan. Pendataan terhadap ratusan napi lainnya akan dilanjutkan Komnas HAM.

Menurut Wakil Komnas HAM, Yosep Adi Prasetyo, dalam 10 hari ke depan akan ada sejumlah napi yang bebas dari LP Kerobokan. Namun, karena hampir semua dokumen terbakar saat kerusuhan yang meledak Selasa (21/2) malam, proses pembebasan para napi ini kemungkinan akan terhambat. Untuk itu, Komnas HAM mendesak Kemenkumham segera melengkapi dokumen tersebut. Sementara, LP Tabanan kedatangan 17 napi kiriman dari LP Kerobokan. Rombongan 17 napi itu diangkut minibus Transpas DK 7415 dengan pengawalan super ketat dari aparat. Pemindahan ini menjadi tontonan warga sekitar. Menurut Kepala LP Klas IIB Tabanan, Kristiyanto Wiwoho, dengan kedatangan 17 napi tersebut, maka LP Tabanan kini dihuni 118 warga binaan. Padahal, LP Tabanan sudah overload. “Kami mendapat perintah dan itu harus laksanakan,” ungkap Kristiyanto.

Berdasarkan data, sebelum kedatangan 17 napi dari LP Kerobokan, LP Tabanan sudah dihuni 101 napi yang terdiri dari 90 napi laki-laki dan 11 perempuan. Mereka menghuni 15 kamar berkapasitas 47 orang, terdiri 13 kamar untuk laki-laki dan 2 kamar perempuan.

LP Buleleng di Singaraja juga kedatangan 10 napi kiriman dari LP Kerobokan, Jumat petang pukul 18.00 Wita. Evakuasi para napi yang diangkut bus polisi tersebut mendapat pengawalan ketat dari petugas LP dan Polda Bali. Begitu tiba, satu per satu napi digiring masuk ke dalam LP Buleleng, sementara barang bawaan berupa baju dan perlengkapan lainnya diperiksa petugas LP. 10 napi dari LP Kerobokan ini hingga semalam belum menempati blok tahanan di LP Buleleng. Hal ini karena kapasitas LP Buleleng hanya 78 orang. Sementara jumlah napi dan tahanan sebelum kehadiran 10 napi dari LP Kerobokan sudah mencapai 135 orang. Berarti, kini ada 145 napi di LP Buleleng, sehingga kondisinya overload. “Kami belum tahu mereka yang asal LP Kerobokan akan ditempatkan di sel mana. Mereka masih diperiksa dan dibuatkan berita acara,” sebut seorang petugas LP Buleleng.

Di sisi lain, 4 napi khusus anak-anak yang dikirim dari LP Kerobokan ke LP Karangasem, telah tiba di Amlapura kemarin sore pukul 17.30 Wita. Mereka diantar bus dengan dikawal petugas Polda Bali, masing-masing I Wayan Sukadana (asal Lingkungan Jasri, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem), Tris Topan (asal Denpasar), Tri Gatot Suseno (asal Denpasar/terlibat kasus pencurian), dan I Wayan Mudiarta (asal Desa Seraya, Kecamatan Karangasem/terlibat kasus pencurian).

Menurut petugas Polda Bali yang mengawal para napi, AKP Hermanus, untuk mengevakuasi mereka dari LP Kerobokan ke LP Karangasem, mesti dirayu dan dibujuk dulu agar bersedia dipindah. Ada tim negosiasi untuk membujuk napi tersebut. “Bisa dirayu, dihalus-halusin, apalagi dengan dalih agar napi yang asal Karangasem biar dekat dibesuk keluarganya,” jelas Hermanus.

Keempat napi kiriman dari LP Kerobokan kemarin diterima Kepala Kesatuan Pengaman LP Karangasem, I Nyoman Mudana. Sebelum kedatangan mereka, LP Karangasem telah dihuni 180 napi dan tahanan, padahal kapasitasnya hanya 149 orang. Kini, penghuninya bertambah menjadi 184 orang. Sementara itu, 13 napi warga asing dikembalikan lagi ke LP Kerobokan, setelah sempat dievakuasi ke tempat lain. Pengembalian ini dilakukan setelah negosiasi antara Konjen asal tahanan tersebut dengan Kemenkumham. Mereka dikembalikan, Kamis malam pukul 23.00 Wita.

Menurut Kapendam IX/Udayana, Kolonel Wing Handoko, Konjen asing minta jaminan keamanan dan keselamatan warganya. Mereka juga menyatakan kalau dipindahkan ke tempat baru, para napi asing butuh penyesuaian lagi. “Setelah negosiasi, akhirnya sepakat dikembalikan lagi ke LP Kerobokan,” katanya dikutip detikcom di LP Kerobokan. SUT-MB-INT