Jembrana (Metrobali.com)-

SD Negeri 6 Dauhwaru Kecamatan Jembrana yang telah merampungkan pekerjaan bantuan berupa rehab sekolah tahun anggaran 2019 kini diminta untuk diusulkan kembali satu ruang belajar bagi siswa. Lantaran SDN 6 Dauhwaru yang berada di pusat kota kini siswanya melebihi dari kapasitas ruang belajar yang ada.

Hal itu diungkapkan Bupati I Putu Artha saat memantau keberadaan sekolah (SD Negeri), Rabu (15/1). “Kedatangan saya ke sekolah hari ini, untuk melihat sekolah – sekolah (SDN) yang mendapat bantuan berupa renovasi gedung ditahun anggaran 2019. Ternyata sekolah ini telah rampung dikerjakan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Dan saya mengucapkan terima kasih.”ujarnya.

Bupati Artha juga minta, keberadaan mess sekolah dan ruang belajar yang rusak agar segera dibongkar dan bisa diusulkan ditahun anggaran 2020 ini. “Bila perlu mess sekolah dan ruang belajar ini dibongkar. Usulkan ditahun anggaran 2020 ini, karena SDN 6 Dauhwaru ini merupakan sekolah gemuk yang ada dipusat kota.”harapnya. Selain melakukan kunjungan, Bupati Artha juga menyempatkan untuk menyapa sembari membagikan buku tulis kepada siswa di sekolah tersebut.

Pemantauan sekolah yang juga menyertakan Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Nengah Wartini serta para Camat, Bupati Artha, saat melakukan pemantauan di SDN 7 Penyaringan menegaskan , bantuan sekolah yang dibantu oleh pemerintah pusat melalui propinsi hendaknya disesuaikan dengan kondisi riil di lapangan. “Kalau SDN 7 Penyaringan ini, saya lihat kondisinya masih sangat bagus. Namun demikian SD – SD lainnya masih banyak kondisinya perlu mendapat bantuan. Untuk itu bantuan propinsi melalui anggaran pusat sebelum merealisasikannya semestinya disampaikan kepada OPD yang ada di kabupaten Jembrana,”harap Bupati Artha.

Kedepan Bupati Artha juga minta, proyek – proyek yang didanai oleh pemerintah pusat melaui propinsi Bali, khususnya proyek untuk rehab SD untuk dilakukan evaluasi, sehingga proyek – proyek yang direalisasikan nanti tidak mubazir. “Kedepan saya inginkan bantuan yang bersumber dari pemerintah pusat melaui propinsi Bali, sebelum direalisasikan hendaknya diawali dengan evaluasi di lapangan sehingga anggaran yang dikucurkan bisa tepat sasaran. Tidak ada sekolah yang kondisinya masih baik justru sebaliknya ada sekolah yang kondisinya jauh lebih parah tidak mendapatkan bantuan.”pungkas Artha.(Humas Pemkab Jembrana)