Denpasar (Metrobali.com)-

Pembina Yayasan Bali India Dr Somvir menginginkan keberadaan bahasa daerah Bali diminati kalangan generasi muda sehingga tetap lestari, tidak terputus dan tidak mengalami kepunahan.

“Saya menyambut baik Festival Internasional Bahasa Bali (International Festival of Balinese Language-IFBL) yang melibatkan peserta dari sembilan negara,” kata Dr Somvir di Denpasar, Jumat (8/11).

Maestro seni lukis Bali Nyoman Gunarsa menggagas sekaligus melaksanakan IFBL yang melibatkan peserta dari Australia, Belanda, Italia, Switzerland, Prancis, Belgia, Amerika Serikat, Jepang, India serta tuan rumah Bali.

Dr Somvir menambahkan, kegiatan bertaraf internasional itu dinilai penting dan mendesak, mengingat arus gelombang globalisasi yang sangat deras, sehingga bukan tidak mungkin akan menggerus tradisi adiluhung yang ada, termasuk Bahasa Bali.

Bahasa daerah Bali merupakan alat komunikasi tradisional yang harus tetap lestari dan berkembang mengikuti kemajuan zaman.

Bahasa Bali telah berkembang di Desa Pekraman Pulau Dewata maupun di tempat-tempat pemukiman transmigran asal Bali di berbagai daerah di Indonesia sebagai sarana pengembangan dan pelestarian seni budaya, termasuk Agama Hindu.

Dengan demikian keberadaan bahasa daerah Bali sangat penting untuk dapat digali, dikembangkan dan dilestarikan, ujar Dr Somvir.

Gunarsa menjelaskan, kegiatan bertaraf internasional yang baru pertama kali digelar di Museum Seni Lukis Klasik Kabupaten Klungkung dikemas dalam atraksi dan dan budaya mulai Jumat sore (8/11).

Rangkaian pembukaan tersebut terdiri atas delapan jenis kegiatan yang dirangkai menjadi satu kesatuan di dalam kawasan museum yang memiliki hamparan lebih dari tujuh hektare.

Acara yang dikemas dalam bentuk parade seni melibatkan ratusan seniman itu antara lain menampilkan tari rejang renteng, tarian sakral dari Nusa Penida, Kabupaten Klungkung.

Selain itu juga ditampilkan tarian India serta penampilan garapan tabuh dan tari Bali dengan kemasan sedemikian rupa, pentas “ngelawang” keliling dalam kawasan museum pada hamparan lahan luas.

IFBL yang berlangsung hampir sebulan hingga 30 Nopember 2013 melibatkan peserta dari dalam dan luar negeri itu juga dimeriahkan dengan pameran, lomba baligrapy, pementasan aneka jenis kesenian Bali berbahasa daerah Bali dan seminar bahasa, aksara dan sastra Bali, ujar Nyoman Gunarsa. AN-MB