Foto: Para Panitia Event Kartini Go Surf 2021 (Kartini Berselancar Memakai Kebaya) usai memberikan keterangan pers, Kamis (15/4/2021).

Denpasar (Metrobali.com)-

Debur dan gelombang ombak di Pantai Kuta kini akan kembali terjamah dan ditaklukkan para surfer atau peselancar perempuan dalam Event Kartini Go Surf 2021 (Kartini Berselancar Memakai Kebaya) yang akan digelar di Pantai Kuta, Badung, Jumat besok 16 April 2021. Kegiatan ini serangkaian memperingati Hari Kartini 21 April 2021 dengan cara yang berbeda, unik dan menarik.

Banyak hal unik dan menarik yang akan mewarnai Event Kartini Go Surf 2021 ini. Selain para peserta berselancar semuanya perempuan dan memakai kebaya, event dalam rangka memperingati Hari Kartini 21 April kali ini juga dimeriahkan peselancar dari kalangan tuna rungu dan juga para penari tuna rungu.

Program ini diinisiasi Magic Wave (Surf Community Newspaper), Barakuda (Barisan Anak Kolong Udayana) bersinergi dengan Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI) Provinsi Bali  dan DPD Perempuan Indonesia Maju (PIM) Provinsi Bali, dan Bali I Miss U (BIMU), Yayasan Corti, Peradi Bali, berbagai komunitas kepariwisataan dan kebudayaan di Bali dan stakeholder lainnya.

Event Kartini Go Surf 2021 (Kartini Berselancar Memakai Kebaya) ini ibaratnya menjadi event dan ajang “tes dan cek ombak” membangkitkan dan menggeliatkan pariwisata Bali jelang pembukaan pariwisata Bali yang direncakanan dibuka penuh untuk wisatawan mancanegara pada bulan Juli 2021 mendatang.

“Lewat Kartini Go Surf 2021 kami ini mendukung menggeliatkan pariwisata Bali yang terpuruk selama masa pandemi Covid-19 sekaligus memkampanyekan kebaya sebagaia pakaian jati diri perempuan Indonesia dengan cara berselancar berkebaya,” terang Ketua Panitia Kartini Go Surf 2021 Dr. A.A.A. Tini Rusmini Gorda S.H., M.M., M.H.,dalam keterangan persnya di Denpasar, Kamis (15/4/2021).

Dalam kesempatan ini hadir pula inisiator Kartini Go Surf yang juga founder Magic Wave (Surf Community Newspaper) Piping Irawan, Ketua Barakuda (Barisan Anak Kolong Udayana) Sulistiawati, Ketua Yayasan Corti Bali IGA Agung Mirah Maheswari yang juga pengurus Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI) Provinsi Bali.

Utamakan Prokes, Disambut Antusias Surfer Perempaun dari Berbagai Negara

Event Kartini Go Surf 2021 (Kartini Berselancar Memakai Kebaya) ini dikemas dalam bentuk eksebisi. Pesertanya khusus perempuan (Kartini) dan dalam berselancar mereka akan mengenakan kebaya dengan model dan motif yang unik dan menarik serta disesuaikan dengan aktivitas berselancar sehingga nyaman digunakan untuk mempertontonkan skill dan kebolehan mereka bergaya dan menaklukkan ombak pantai kuta dengan trik-trik surfing yang mengagumkan.

Kartini Go Surf 2021 ini juga disambut antusias perserta dari berbagai negara. Hingga H-1 acara, tercatat ada belasan surfer atau peselancar perempuan dari berbagai negara mendaftarkan diri ini event ini seperti dari Korea Selatan, Australia, Amerika Serikat, Jepang, Brazil, Rusia, Swiss, Jerman dan beberapa negara Eropa lainnya ditambah pula puluhan peserta dari berbagai daerah di tanah air.

Pelaksanaan Kartini Go Surf 2021 ini tentunya tetap mengedepankan penerapan protokol kesehatan yang ketat dan rencananya dihadiri dan dibuka langsung Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno. “Kami tetap jaga prokes ketat agar tidak jadi klaster baru penyebaran Covid-19. Kami juga ingin tunjukkan bahwa para komunitas perempuan bisa menjadi role model melaksanakan kegiatan untuk membangkitkan pariwisata dan ekonomi Bali dengan tetap mengutamakan prokes,” terang Tini Gorda yang juga Ketua Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI) Provinsi Bali.

“Melalui surfing, perempuan berselancar berkebaya kami ingin angkat pariwisata Bali yang selama pandemi Covid-19 minus dan benar-terpuruk. Kami lakukan event ini melalui kolaborasi penuh dengan Magic Wave, PBI, dan stakeholder lainya,” terang Ketua Barakuda Sulistiawati menambahkan.

Sinergi untuk Energi Kampanyekan Perempuan Berkebaya

Tini Gorda yang juga Ketua DPD Perempuan Indonesia Maju (PIM) Provinsi Bali, menambahkan Kartini Go Surf 2021 ini juga untuk memberikan pernyataan kepada dunia bahwa pariwisata Bali siap untuk bergerak lagi setelah setahun lebih diam untuk merenungkan kembali strategi yang lebih berbudaya.

“Kartini berselancar memakai kebaya ingin mensosialisasikan bahwa berkebaya itu tidak membuat kita terhalang untuk beraktivitas apapun. Kebaya warisan leluhur wajib untuk menjadi keseharian kita lagi untuk lebih berbudaya. Dan kami sedang memperjuangkan dan mendorong Selasa Berkebaya dan Hari Berkebaya Nasional kemudian agar kembali diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia,” ungkap Tini Gorda yang juga Kepala Pusat Studi Undiknas dan Ketua DPD Perempuan Pemimpin Indonesia (PPI) Provinsi Bali ini.

Pelaksanaan Event Kartini Go Surf 2021 ini mengusung spirit kolaborasi, sinergi untuk energi dengan melibatkan berbagai stakeholder. “Kami ingin buktikan kerja sinergi dan kolaborasi pang pade payu semua akan lebih mudah dan tujuan tercapai lebih maksimal,” tegas Tini Gorda yang juga Direktur Eksekutif GTS Institute Bali, Ketua Koperasi Perempuan Ramah Keluarga (KPRK) Provinsi Bali dan Ketua IWAPI (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia) Provinsi Bali ini.

Penggagas atau inisiator Kartini Go Surf Piping Irawan mengungkapkan salah satu tujuan pihaknya menggelar Kartini Surf karena ingin memberikan inspirasi bagi perempuan Indonesia untuk tak gentar menjadi peselancar profesional, dan kesempatan itu selalu ada. Sebenarnya Kartini Go Surf ini telah diselenggarakan sejak 2010 lalu dan sempat terhenti beberap tahun terakhir terlebih di pertengahan masa pandemi Covid-19 tahun lalu.

“Kartini yang telah disematkan sebagai salah satu pahlawan nasional Indonesia itu disebut sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi. Kartini, yang terkenal dengan naskah Habis Gelap Terbitlah Terang itu menjadi inspiras bagi para perempuan Indonesia untuk memperjuangkan hak dan kesetaraan yang sama. Baik dalam bidang pendidikan, olahraga. pekerjaan, dan hal-hal lainnya,” terang Piping Irawan.

Tujuan Kartini Go Surf 2021 ini selain memperingati Hari Kartini adalah melakukan Deklarasi Anak Pantai dari Aceh hingga Papua, untuk kebangkitan pariwisata Bali dan Indonesia. Kartini Go Surf ini juga memberdayakan pemakaian kebaya pada dunia olahraga air dalam hal ini surfing, baik dari peserta, panitia, dan pameran UMKM memakai kebaya khusus untuk perempuan.

Gerakan Bawa Kebaya Jadi Warisan Budaya Dunia di UNESCO

Kegiatan ini juga bentuk dukungan terhadap Kongres Perempuan Berkebaya Indonesia 2021 yang telah dilaksanakan pada 5-6 April 2021 yang mengusung misi menjadikan kebaya sebagai aset budaya yang akan diajukan menjadi Warisan Budaya Dunia ke UNESCO dan diusulkan Hari Selasa Berkebaya dapat tercapai sesuai dengan harapan Perempuan Berkebaya Indonesia. Yang tidak kalah penting dari program Bali I Miss U agar Pariwisata Bali dapat kembali seperti sediakala dalam Era Baru.

“Salah satu rekomendasi Kongres Perempuan Berkebaya Indonesia 2021 adalah mencatatkan kebaya sebagai salah satu warisan nusantara/jati diri perempuan Indonesia di UNESCO. Kedua, merekomendasikan Selasa Berkebaya jadi skala nasional, jadi perempuan berkebaya hari Selasa,” terang IGA Agung Mirah Maheswari, Wakil Ketua Bidang Kegiatan Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI) Provinsi Bali ini.

Karenanya melalui Kartini Go Surf 2021 ini, penyelenggara juga ingin lebi mengenalkan pemakaian kebaya ke kalangan perempuan muda milenial bahka berkebaya tidak ribet, kebaya bukan hanya untuk kalangan tua dan berkebaya bisa digunakan untuk aktivitas apapun termasuk olahraga berselancar atau surfing.

“Jadi kami edukasi dan advokasi konsepnya learning by doing karena anak muda tidak bisa dipaksa. Tunjukkan saja, pakai saja,” terang tokoh perempuan yang akrab disapa Gung Mirah yang juga Ketua Yayasan Corti Bali ini.

Sementara itu Sinergi Kolaborasi Pang Pade Payu dari berbagai komunitas atau organisasi pada Kartini Go Surf 2021 semakin penuh keunikan dan keseruan dan bersih sehat, karena ada bersih-bersih lingkungan pantai, ada yang melakukan edukasi sehingga Kartini adalah penjuang yang luar biasa untuk bisa pindah zona dari yang tidak nyaman menjadi lebih nyaman dan terdidik.

Acara ini juga dimeriahkan oleh aktivitas komunitas kepariwisataan dan kebudayaan di Bali mulai dari komunitas selancar, skateboard, seni musik, kriya, tari, body painting, fashion show, fotografi, pelestarian lingkungan, otomotif, pelaku usaha kuliner, UMKM, hingga komunitas difabel yang diajak bergabung dalam kegiatan surfing.

Kartini Go Surf 2021 ini juga menampilkan Deklarasi Anak Pantai, yakni sebuah doa dan pernyataan kolektif dari komunitas-komunitas untuk mendukung kebangkitan kembali pariwisata Bali. Pada akhirnya, Kartini Go Surf 2021 tidak hanya menjadi ajang perayaan Hari Kartini atau ajang main selancar (surfing) saja, tapi juga menjadi ajang bagi berbagai komunitas untuk unjuk kreativitas dan menunjukkan bahwa pariwisata Bali masih hidup dan penuh semangat.

Didukung Penuh Menparekraf

Kartini Go Surf 2021 ini juga mendapatkan dukungan penuh dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) yang mendukung penyelenggaraan acara Kartini Go Surf 2021 untuk menyambut perayaan Hari Kartini dan sebagai upaya membangkitkan pariwisata Bali, selaras dengan kampanye Bali I Miss U.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno di Jakarta, Kamis (15/4/2021) mengungkapkan bahwa acara yang menyajikan eksibisi surfing perempuan dengan busana kebaya ini untuk menunjukkan bahwa surfing tidak identik dengan dunia laki-laki saja, perempuan juga bisa ambil peran dan berprestasi melalui surfing.

“Kartini Go Surf 2021 juga akan menjadi ajang bagi berbagai komunitas kepariwisataan dan kebudayaan di Bali untuk saling bersinergi, serta membuka ruang inklusi bagi komunitas difabel untuk ikut unjuk kreativitas, serta menunjukkan bahwa pariwisata Bali penuh semangat,” ujarnya.

Lebih lanjut, Menparekraf Sandiaga mengajak masyarakat, para perempuan Indonesia, khususnya Bali, untuk ambil bagian, terus menggelorakan semangat juang Ibu Kartini.

Semangat juang untuk saling menjaga dan mengingatkan protokol Kesehatan yang berkonsep Cleanliness, Health, Safety Environmental Sustainability (CHSE), agar dapat segera bangkit bersama dari pandemi Covid-19 ini, demi kebangkitan kembali pariwisata Bali, guna memulihkan ekonomi negeri. (wid)