Denpasar (Metrobali.com)-

Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Bali akan mengupayakan kebutuhan para narapidana dan tahanan di tiap lembaga pemasyarakatan dan rumah tahanan di provinsi ini lancar dan aman, menyusul kerusuhan di LP Tanjung Gusta, Medan, Sumatera Utara beberapa waktu lalu.

“Kami berupaya bagaimana agar air lancar dan listrik tidak terputus,” kata Kepala Kanwil Kemenkumham Provinsi Bali, Asep Kurnia di Denpasar, Rabu (17/7).

Pihaknya menyatakan akan terus melakukan pengecekan terhadap pasokan baik untuk konsumsi maupun kebutuhan para warga binaan seperti air dan listrik agar terhindar dari gesekan yang berujung pada kerusuhan.

Sedangkan terkait kondisi di dalam LP Kelas II-A Kerobokan, pihaknya menyakinkan bahwa dari 14 wisma yang ada, masing-masing wisma tersebut telah dilengkapi dengan sumur bor sehingga diharapkan menjamin ketersediaan air.

“Masing-masing wisma itu ada sumur bor, sehingga kami yakin kondisi air di sini (LP Kerobokan) cukup bagus,” katanya.

Persoalan ketersediaan air dan listrik memang merupakan salah satu hal yang sering menimbulkan gesekan yang berujung keributan di dalam lapas.

Tak hanya itu, lapas yang dihuni oleh ribuan warga binaan sehingga menyebabkan kelebihan kapasitas juga menjadi pemicu terjadinya kerusuhan.

Hingga saat ini di lapas terbesar di Pulau Dewata itu, sudah dihuni oleh 982 yang melebihi dari kapasitas seharusnya yakni 323 orang.

Saat ini di LP Kerobokan sedang dilakukan tahap penyelesaian gedung administrasi yang sebelumnya sempat hancur terbakar akibat kerusuhan Februari 2012.

“Mudah-mudahan tahun ini bisa selesai, jadi petugas administrasi yang menggunakan aula bisa segera dipindahkan ke gedung baru itu, sehingga aula bisa digunakan untuk kegiatan warga binaan,” ujar Asep. AN-MB