Denpasar (Metrobali.com)-

Pengamat Perbankan dan UMKM Ida Bagus Kade Perdana mengimbau masyarakat untuk mewaspadai peredaran uang palsu menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bali pada 15 Mei 2013.
“Imbauan itu saya sampaikan karena peredaran uang palsu saat ini cukup tinggi,” katanya di Denpasar, Selasa.

Berdasarkan data Bank Indonesia Januari 2013 ditemukan 419 lembar uang palsu dari berbagai pecahan. Jumlah itu meningkat 65 persen bila dibandingkan dengan Januari tahun lalu yang mencapai 254 lembar.

Dia meminta pihakk terkait untuk memantau dan menindak tegas pelaku peredaran uang palsu tersebut.

Hal itu penting guna menghindarkan masyarakat dari kerugian yang lebih besar.

“Biasanya para pengedar upal menjalankan aksinya di pasar tradisional yang biasanya belum dilengkapi dengan alat untuk mendeteksi keaslian uang. Pengedar beserta jaringannya harus ditindak tegas,” ucapnya.

Dia berharap Bank Indonesia lebih gencar melakukan upaya sosialisasi uang palsu kepada masyarakat karena cukup efektif untuk membatasi peredaran uang tersebut.

“Saya berharap warga lebih teliti dalam melakukan transaksi keuangan dengan menerapkan prinsi 3D, yakni dilihat, diraba dan diterawang,” ujarnya.

Seperti diketahui, peredaran uang palsu pada 2012 mengalami penurunan yang signifikan yakni mencapai 20,46 persen bila dibandingkan 2011.

Tahun lalu peredaran uang itu di Bali mencapai 3.032 lembar dengan nilai total sebesar Rp283 juta. Sekitar 89 persen yang beredar adalah pecahan Rp100 ribu, sembila persen adalah Rp50 ribu, sedangkan sisanya pecahan lainnya.

Sedangkan peredaran uang palsu pada tahun sebelumnya mencapai 3.812 lembar dengan komposisi hampir sama. Bank Indonesia mendorong masyarakat agar menggunakan alat pembayaran non tunai untuk menekan peredaran uang palsu. INT-MB