upati Badung A.A Gde Agung bersama Wakil DPRD Kab. Badung I Made Sunarta dan jajarannya di Pemerintahan Kabupaten Badung bersembahyang bersama serangkaian upacara pemahayu jagat di pantai Seseh Cemagi Mengwi Badung, Minggu
Mangupura (Metrobali.com)-
 
            Bupati Badung Anak Agung Gde Agung Beserta jajarannya di Pemerintahan Kabupaten Badung menghadiri upacara pemahayu jagat di pantai Seseh Cemagi Mengwi Badung.Turut hadir dalam acara tersebut Wakil DPRD Kab. Badung I Made Sunarta Para Pemangku adat, Pekaseh, Kelihan Adat se Badung serta masyarakat setempat, Minggu (21/12) kemarin.
            Upacara Pemahayu Jagat diawali dengan upakara pecaruan dipuput oleh Ida Peranda Budha dari Griya Jadi Kediri Tabanan dan Ida Pedanda Siwa dari Griya Gede Yang Batu. Setelah upakara pecaruan selesai dilanjutkan dengan persembahyangan bersama untuk memohon kerahajengan atau kedamaian dan dijauhi oleh bencana.
            Ketua PHDI Badung Nyoman Sukada dalam memberikan dharma wacana mengatakan” Upacara pemerahu Jagat atau Nangluk Merana merupakan upacara pecaruan yang juga berarti memberikan batas dari baik penyakit atau wabah dan menjauhkan dari bencana yang ditimbulkan oleh alam atau pikiran. Upakara ini juga dilakukan pekelem berupa tawur yang juga bertujuan untuk pembersihan secara selaka maupun niskala, pemahayu jagat juga merupakan wujud korban suci kepada Sang Hyang Widhi Wasa untuk memohon keselamatan alam dan isinya. Lebih Lanjut Sukada mengatakan” Upakara ini dapat dimaknai sebagai pembersihan yang merupakan penyucian terhadap alam agar selalu di jauhi oleh bencana atau wabah” ucapnya.
            Setelah usai persembahyangan bersama dan pemercikan tirta penyucian. Bupati Anak Agung Gde Agung didampingi Kadispenda Badung Wayan Adi Arnawa, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah I Nyoman Wijaya serta Pemangku adat Desa Cemagi memberikan doa dan memercikan tirta suci untuk melaksanakan Pekelem berupa seekor kambing untuk di tenggelamkan di tengah laut.
            Usai pelaksanaan upacara pakelem Bupati Gde Agung menyampaikan, upacara pemahayu Jagat ini merupakan upacara yang harus dilaksakan demi kerahajengan dan kedamaian. dikatakannya Desember merupakan datangnya musim penghujan hendaknya masyarakat harus mewaspai fenomena alam ini, bencana Banjir atua anging kencang dapat terjadi dimana dan kapan saja. Musibah demi musibah yang terjadi di tanah air yang sudah memakan banyak korban baik manusia serta harta benda semoga tidak terjadi di Badung. Dimusim Penghujan ini menjadi perhatian pemerintah dan mengajak  masyarakat harus lebih berhati-hati dan tetap waspada. “Pemerintah Kabupaten Badung mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk mewaspadai bencana yang ditimbulkan oleh alam dan ini  tidak bisa diprediksi dimana terjadinya dan kapan datangnya semoga dengan dilaksanakan upakara dan upacara Pemahayu Jagat ini, Badung -Bali dan isinya dapat kedamaian dan kerahajengan  harap” Gde Agung. RED-MB

activate javascript