Gianyar, (Metrobali.com)-
Untuk mencegah membludaknya jumlah pemedek yang tangkil (datang) pada saat hari Banyu Pinaruh yang jatuh pada, Minggu (5/7/2020) mendatang, pihak pengempon Pura Tirta Empul yakni Desa Adat Manukaya Let dan Polsek Tampaksiring melaksanakan simulasi penerapan protokol khusus pada, Minggu (28/6/2020) kemarin. Simulasi ini diharapkan dapat mengatasi membludaknya jumlah pemedek yang melukat pada saat hari raya Banyu Pinaruh mendatang.
Bendesa Adat Manukaya Let, I Made Mawi Arnata, Senin (29/6/2020) mengatakan bahwa pihaknya bersinergi dengan Polsek Tampaksiring melaksanakan simulasi penerapan protokol khusus untuk mencegah membludaknya datangnya pemedek yang ingin melukat. “Kami akan memberikan kartu atau kalung dengan warna warna yang berbeda kepada pemedek yang hendak melukat atau tangkil pada Banyu Pinaruh nanti, dimana setiap warna kartu atau kalung yang dibatasi maksimal dua puluh. Jadi, nantinya pemedek yang boleh berada pada penglukatan maksimal dua puluh lima orang, sesuai dengan warna kalung atau kartu tersebut,” ujarnya.
Made Mawi pun mengatakan agar pemedek dari luar wilayah agar berpikir dua kali ketika ingin nangkil saat hari Banyu Pinaruh nanti, “Kami tidak ada melarang, silahkans aja nangkil. Tapi kami harap berpikirlah dua kali, karena mewabahnya virus Covid-19 ini maka sebaiknya tunda lah dulu. Kalau sudah normal, silahkan nangkil kesini,” katanya.
Sedangkan Kapolsek Tampaksiring, AKP I Wayan Sujana mengatakan bahwa pihaknya akan terlibat langsung dalam pengamanan Banyu Pinaruh nanti. “Kami akan menerjunkan anggota untuk atensi pada saat hari Banyu Pinaruh nanti, untuk saat ini kami sudah melakukan simulasi bersama Pecalang Desa Adat Manukaya Let untuk mengatasi membludaknya pemedek yang tangkil,” ucapnya.  (CTR)