Asisten Perekonomian dan Pembangunan yang juga Wakil Ketua TPID Badung Dewa Made Apramana bersama Kepala SKPD saat memberikan penjelasan terkait stabilisasi ketersediaan pangan menjelang hari raya

 
Mangupura(Metrobali.com)-
Juli merupakan bulan berat bagi pengendalian inflasi. Sejumlah hari raya besar seperti Galungan dan Kuningan serta Idul Fitri jatuh pada bulan ketujuh 2015 ini.
Untuk ini, Pemkab Badung melalui Tim Penanggulangan Inflasi Daerah (TPID) di bawah komando Sekkab Kompyang R. Swandika berupaya sekuat tenaga untuk mengerem laju inflasi. Salah satunya memastikan stok kebutuhan pangan yang selama ini menjadi pemicu utama inflasi.
Untuk ini, Bupati Badung turun langsung ke lapangan untuk mengecek stok beras yang ada di gudang Bulog. Saat ini dipastikan bahwa stok bahan pangan khususnya beras sangat aman.
Tak hanya Bupati, sejumlah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) memastikan stok bahan pangan. Hal itu terungkap saat jumpa media terkait pengendalian inflasi Badung di Bagus Agro Plaga, Kamis (2/7).
Acara itu dihadiri Asisten Perekonomian dan Pembangunan yang juga Wakil Ketua TPID Badung Dewa Made Apramana, Kepala Kepala Dinas Pertanian Perhutanan dan Perkebunan IGAK Sudaratmaja, Kadis Peternakan, Perikanan dan Kelautan Made Badra, Kabag Humas dan Protokol AA Gede Raka Yudha, serta Kepala BPS Badung Dewa Suambara serta sejumlah pejabat lainnya.
Pada kesempatan itu, Kadis Peternakan, Perikanan dan Kelautan Made Badra memastikan stok bahan bahan yang selama ini memicu inflasi dalam posisi aman. Di antaranya, daging babi, daging sapi,  daging ayam serta telur ayam. “Walau kebutuhan meningkat sekitar 20 persen terkait hari raya, semua produk ini dalam posisi aman,” tegasnya.
Dia merinci stok daging babi mencapai 493,6 ton. Jumlahnya, dinilai, lebih dari kebutuhan. Untuk harga, babi hidup mencapai Rp 28.000 per kilogramnya, sementara daging babi mencapai Rp 56.000 per kilogramnya.
Stok daging ayam ras, katanya, mencapai 332,2 ton. Untuk kebutuhan, tegasnya, tak lebih dari 3.500 ekor per hari. Karenanya, stok yang ada sangat aman. Soal harga, katanya, Rp 30.000 per kg dalam bentuk karkas.
Untuk daging sapi, kata Badra, stoknya mencapai 300 ekor dengan berat 350-400 kg per ekornya, sementara kebutuhan per harinya mencapai 35 ekor yang dipotong di RPH dan rumah-rumah pribadi. Harga daging sapi pun dinilai stabil yakni Rp 110.000 per kg untuk daging kelas I dan Rp 95.000 untuk daging sapi kelas II. Demikian juga dengan produk ikan dan telur. Semuanya dalam kondisi aman.
Walau stok aman, Kabag Humas dan Protokol AA Gede Raka Yuda berharap masyarakat tidak mengalami panic buying. “Warga tak perlu borong-borongan untuk membeli kebutuhan pokok karena stok sangat aman,” katanya.
Dia berharap masyarakat membeli kebutuhan secukupnya. Hal ini karena bahan kebutuhan selalu tersedia. Jika melakukan borong-memborong, produk kebutuhan akan menghilang dan  spekulan pun bermain. Jika ini terjadi, dipastikan inflasi akan membubung.
Sebelumnya, Kepala BPS Badung menyebutkan, inflasi Juni di Bali mencapai 0,84 persen. Inflasi ini dominan disumbang oleh bahan pangan 0,48 persen, makanan jadi 0,22, perumahan 0,10, kesehatan 0,29, pendidikan 0,03.
Untuk Juli, katanya, peluang inflasi sangat besar karena sejumlah hari raya menumpuk pada bulan ini. Beberapa hal yang bisa dilakukan, katanya, berupa menginventarisasi komoditas strategis yang sering mengalami kenaikan harga, mengantisipasi peningkatan harga yang berlebihan karena peningkatan demand, memonitor ketersediaan kebutuhan pokok di pasar, serta melakukan pasar murah atau operasi pasar. RED-MB