Klungkung ( Metrobali.com )-

Made Joni bocah berusia 2.5 tahun ini tidak seperti bocah – bocah lainnya yang seusianya. Joni tidak bisa bermain riang di luar rumah. Jangankan untuk bermain untuk menggerakan kakinya saja nampak kesulitan. Kakinya lemas tidak bisa digerakan karena lumpuh. Praktis hidup Joni hanya dihabiskan dengan berbaring. Joni sendiri adalah putra kedua dari pasangan Ketut Sutarja 30 dan Devi Silisdiana 28 warga Banjar Bedauh, Dusun Kanginan, Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Klungkung. Sedangkan putri pertama hidup normal bernama Ni Luh Putu Novianti 7 duduk dibangku sekolah kelas I SD 3 setempat.

” Sudah 1 tahun, 6 bulan, Joni menderita kelumpuhan dan kepala membesar, ” ujar Devi ketika Metrobali.com bertandang kerumahnya pada Sabtu ( 4/1 ) siang. 

Lumpuhnya Joni dan menderita penyakit kepala besar  menurut  Devi sejak umur 1 bulan, 7 hari muncul benjolan membiru pada betis kaki kiri yang selanjutnya dibawa ke RSUD Klungkung untuk berobat. Namun oleh pihak rumah sakit dirinya disuruh betobat ke RSUP Sanglah.

Selama satu bulan opname di Sanglah Joni sembuh dan diijinkan pulang. Namun menginjak umur 9 bulan tiba tiba kepala Joni membesar dan kembali dirinya membawa Joni ke RSUP Sanglah dan sempat menjalani oprasi. Dokter RSUP Sanglah mengatakan Joni menderita penyakit Hidrosefalus dan dikatakan tidak apa apa. Keluarga ini sekarang pasrah dan satu satunya harapan adalah mendapat pengobatan gratis dengan mendapatkan kartu JKBM dan kartu itu baru kemarin Devi mengurusnya tepatnya Jumat ( 3/1 ) di  Kantor Kepala Desa setempat.

” Untuk biaya oprasi lagi saya tidak mampu, sedangkan biaya sehari hari saja kesulitan hanya mengandalkan membantu buat kripik yang ongkosnya tidak menentu, :” ungkap Devi sambil mengatakan kalau suminya bekerja sebagai tukang parkir di pasar Kusamba dan sampai sekarang belum diangkat sebagai PNS.

” Belum pernah ada uluran bantuan apapun baik dari pemerintah maupun dari orang lain untuk meringankan biaya oprasi Joni, kami hanya bisa pasrah” ujar Devi ketika ditanya apa pernah ada bantuan yang diterimanya.

Tampak Joni hanya bisa tersenyum dipangkuan ibunya dan kakak prempuannya berusaha untuk mengajak bercanda namun dirinya tetap diam tidak bisa bergerak. Sesekali kakaknya, Novianti 7 memeluk Joni untuk menghiburnya.

Devi mengaku kalau di dalam kepala belakang Joni masih ada selang tertanam. ” Di kepala Joni masih ada selang’’, ujarnya sambil memperlihatkan kepala belakang Joni yang ada bekas jaritan. 

Devi berharap ada orang yang tergerak untuk membantu Joni meringankan beban yang dideritanya selama ini. “Saya ingin dia bermain seperti anak anak normal lainnya dan bisa sekolah, ” harap Devi. SUS-MB