Jokowi

Presiden Joko Widodo.
Kemiri, Tangerang (Metrobali.com)-
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan dia “ngotot” pencapaian target penyediaan listrik 35.000 MW dipercepat karena melihat masih banyak bagian dari wilayah Indonesua yang masih tak berpenerangan pada malam hari.

“Kenapa saya selalu menyampaikan, saya ‘ngotot’ 35.000 Mega Watt di seluruh Indonesia harus dipercepat, harus segera dikerjakan,” kata Presiden Jokowi dalam acara “Ground Breaking” PLTU Lontar Extention #4 1×315 MW dan Peresmian Gardu Induk & Transmisi di Wilayah Jakarta Raya dan Banten di Desa Lontar, Kemiri, Tangerang, Banten, Jumat (10/6).

“Masih banyak anak-anak kita malam hari kalau mau belajar tidak ada listriknya, tidak ada lampunya. Kalau sudah seperti itu kalau anak yang rajin masih pakai lilin atau lampu teplok kalau anaknya malas, orang tuanya tidak mengingatkan ya malamnya tidak mau belajar, anaknya jadi enggak pinter, ini yang pemerintah tidak mau,” katanya.

Presiden mengatakan masih banyak desa dan kampung di Tanah Air yang belum terlistriki sehingga usaha kecil dan usaha mikro sulit berkembang.

“Yang jahit tidak bisa jalan, yang usaha-usaha kerajinan yang pakai listrik malam hari tidak bisa jalan,” katanya.

Ia mengatakan kurangnya pasokan listrik juga bisa menghambat masuknya investasi dan pertumbuhan industri, yang pada gilirannya akan mempengaruhi penciptaan lapangan kerja.

“Listrik diperlukan untuk industri, untuk membuka hotel, kalau listrik kurang, mau bikin pabrik mana mau masuk (investor) pasti pindah ke daerah lain, ke negara lain. Kalau pabrik enggak ada yang berdiri, industri enggak ada yang berdiri, anak-anak muda kita akan kerja dimana,” katanya.

Oleh karena itu, ia melanjutkan, pemerintah ingin memastikan agar target penyediaan pembangkit listrik dengan kapasitas 35.000 MW bisa segera terealisasi.

“Saya harapkan seluruh menteri dan Dirut PLN juga untuk sering turun ke lapangan untuk melihat masalah yang ada dan segera cepat diselesaikan,” katanya dalam acara yang juga dihadiri Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said. Sumber : Antara