Keterangan foto: Penurunan ataupun pelepasan baliho tolak reklamasi Teluk Benoa terjadi terhadap baliho yang didirikan oleh Forum Pemuda Sidan, Gianyar pada Kamis sore, 13 juni 2019/MB

Gianyar, (Metrobali.com) –

Penurunan ataupun pelepasan baliho tolak reklamasi Teluk Benoa kembali terjadi menyambut kedatangan Presiden Joko Widodo ke Bali. Hal tersebut terjadi terhadap baliho yang didirikan oleh Forum Pemuda Sidan, Gianyar pada Kamis sore, 13 juni 2019.

Dari sumber yang tidak mau disebutkan namanya, sejak siang aparat keamanan setempat meminta para pemuda di Sidan untuk menurunkan baliho BTR yang mereka dirikan. Namun karena merasa baliho mereka tidak mengganggu, para pemuda enggan untuk menurunkan. Namun sekitar pukul 20.00 wita diketahui baliho BTR yang ada didepan Stage Sidan tersebut telah hilang atau dilepas oleh orang tidak dikenal.

Komang Agus Susanto, salah seorang pemuda Sidan sangat menyayangkan aksi pelepasan paksa baliho tsb. “Baliho penolakan reklamasi tersebut adalah aspirasi kami para pemuda di Sidan dan gubernur Bali pun telah menyatakan menolak reklamasi Teluk Benoa bahkan telah menulis surat kepada presiden, kenapa aspirasi kami diberangus?” tanyanya.

Sesuai kesepakatan bersama para pemuda yang tergabung dalam Forum Pemuda Sidan akhirnya mereka mendirikan kembali baliho baru yang tidak jauh dari lokasi baliho lama yang dilepas paksa. “Kami bergotong royong mencetak baliho baru dan mendirikannya lagi sekitar pukul 2 pagi tadi. Inilah cara kami menyampaikan aspirasi kami”, ungkap Komang lagi.

Sementara ditempat terpisah, Koordinator Umum ForBALI I Wayan “Gendo” Suardana heran dengan pelepasan paksa baliho BTR di Sidan. “Kejadian pengrusakan atau pelepasan baliho-baliho BTR sudah terjadi sejak rezim SBY, terutama saat Bali kehadiran pejabat-pejabat pusat atau tamu negara. Baliho BTR milik pemuda Sidan pun merupakan jalur yang akan dilalui presiden menuju Bangli untuk penyerahan sertifikat tanah. Jadi kami menduga oknum tertentu berusaha menutupi kepada presiden bahwa penolakan reklamasi Teluk Benoa masih ada bahkan tidak saja oleh masyarakat atau desa disekitar Teluk Benoa namun juga hingga ke desa-desa pegunungan”, jelas Gendo.

“Gubernur Bali menolak reklamasi Teluk Benoa tapi baliho BTR tumbang saat Jokowi datang, dengan pelepasan baliho itu dapat disimpulkan ada upaya menutupi Pak Jokowi dari informasi,” tutup Gendo.

Sumber: ForBALI