Menteri Luar Negeri Saudi, Adel Al-Jubeir, menghadiri pertemuan para menteri luar negeri di Washington, 6 Februari 2019. (Foto: Reuters/Kevin Lamarque)

Arab Saudi menegaskan jika penyelidikan menunjukkan bahwa serangan terhadap fasilitas minyaknya pada pekan lalu diluncurkan dari wilayah Iran, kerajaan itu akan menganggapnya sebagai tindakan perang. Namun Riyadh saat ini sedang mencari resolusi damai, kata seorang pejabat senior Saudi, seperti dilansir Reuters.

“Kami menganggap Iran bertanggung jawab karena rudal dan drone yang ditembakkan ke Arab Saudi adalah buatan Iran dan dikirim oleh Iran,” Menteri Negara Luar Negeri Adel al-Jubeir mengatakan kepada CNN, Sabtu (21/9) malam.

“Tapi untuk meluncurkan serangan dari wilayah Anda, jika itu masalahnya, letakkan kami dalam kategori yang berbeda, ini akan dianggap sebagai tindakan perang,” katanya.

Jubeir mengatakan kepada wartawan sebelumnya bahwa Riyadh sedang menunggu hasil penyelidikan. Mereka telah mengundang para penyelidik internasional untuk bergabung, ke dalam investigasi serangan 14 September.

Serangan tersebut dikategorikan sebagai serangan terbesar terhadap negara eksportir minyak terbesar dunia itu, sehingga memangkas separuh produksi Saudi.

Riyadh telah menolak klaim Houthi sebagai pelaku di balik serangan tersebut. Houthi selama ini memang berpihak pada Iran-Yaman. Washington juga menyalahkan Iran, yang menyangkal keterlibatan apa pun.

“Jika mereka melanjutkan jalan ini, maka mereka menghadapi risiko kemungkinan aksi militer,” kata Jubeir tentang Teheran.

“Tapi tidak ada yang mau perang. Semua orang ingin menyelesaikan ini dengan damai dan hasil akhirnya harus menjadi akhir dari kebijakan agresif Iran,” tegasnya.

Arab Saudi menyebut serangan terhadap fasilitas Abqaiq dan Khurais sebagai ujian terhadap masyarakat dunia untuk menjaga ketertiban internasional. Saudi juga akan berupaya membentuk satu front persatuan di Majelis Umum PBB di New York yang digelar pekan depan.

“Orang-orang Iran harus tahu bahwa akan ada konsekuensi atas tindakan mereka,” tegasnya. [ah/ft] (VOA)