Denpasar (Metrobali.com)-

Jenazah wartawan Radio Republik Indonesia (RRI) yang meninggal dunia di RSUP Sanglah, Denpasar, diaben di kampung halamannya di Desa Adat Sesetan, Senin.

Kremasi atas jasad I Ketut Adi Astina (54) diiringi dengan alunan angklung dan dihadiri ribuan pelayat dari desa adat itu.

Warga yang menggotong keranda (bade) berjalan beriringan dengan pembawa karangan bunga serta kelengkapan ritual ngaben sempat menimbulkan kemacetan arus lalu lintas di Jalan Raya Sesetan, Denpasar.

Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Bali Bagus Ngurah Rai yang juga Kepala RRI Stasiun Denpasar bersama Kepala Bidang Pemberitaan RRI Denpasar Ida Ayu Esi dan belasan wartawan ikut mengantar ke tempat peristirahatan terakhir.

Demikian pula mantan Kepala RRI Stasiun Denpasar I Gusti Bagus Sudhyatmaka Sugriwa yang telah dinobatkan penjadi pendeta Hindu bergelar Ida Rsi Agung Wayadya Suprabu Sogata Karang sempat melayat ke rumah duka.

Adi Astina menghembuskan nafas terakhir di RSUP Sanglah, Senin (20/5) lalu, akibat penyakit diabetes. Almarhum meninggalkan dua orang putri,karena istrinya Nengah Astini telah meninggal dua tahun sebelumnya.

I Ketut Adi Astina bergabung dengan RRI Stasiun Denpasar sejak 1983 atau sudah 30 tahun bertugas di bidang pemberitaan.

Tukirin, teman dekat almahum, menuturkan bahwa almarhum dikenal sebagai sosok pekerja keras dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab dalam mengemban tugas.

Penyakit yang dideritanya sejak dua tahun terakhir tidak menghalangi tugas yang diembannya sebagai redaktur berita pagi. “Hanya sebulan terakhir kesehatan Adi Astina merosot dan sempat dua kali menjalani perawatan di RSUP Sanglah,” kata Tukirin. INT-MB