Desa Nusasari Kabupaten Jembrana, mendapat predikat sebagai desa penghasil devisa disektor Kakao pertama di Indonesia usai diresmikan ,Jumat (6/12).

Jembrana (Metrobali.com)-

Desa Nusasari Kabupaten Jembrana, mendapat predikat sebagai desa penghasil devisa disektor Kakao pertama di Indonesia usai diresmikan ,Jumat (6/12). Peresmian bertempat di Koperasi Kerta Samaya Samaniya Desa Nusasari, kecamatan Melaya dihadiri Direktur Eksekutif Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Sinthya Roesly, Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan, Kepala Kantor Wilayah Bea Cukai Bali,NTB dan NTT Hendra Prasmono, Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Jembrana I Ketut Suastika serta Kelian Subak Abian se Kabupaten Jembrana.

“Ada 30 desa di seluruh Indonesia yang berpotensi menghasilkan devisa. Potensi itu berdasarkan pemetaan kami bersama IPB untuk mengakurasi lebih dari 30 Desa secara Nasional. Nah, Jembrana terpilih sebagai kabupaten yang berpotensi sebagai model/pilot project sebagai Desa Kakao Devisa di Indonesia ,” kata Direktur Eksekutif Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Sinthya Roesly saat meresmikan desa devisa di Kecamatan Melaya, Jumat (6/12).

Ia menambahkan sebagai model/pilot project, jika sukses kedepan akan diterapkan keseluruh nasional.

Lebih lanjut Sinthya Roesly menyampaikan inisiatif dalam mendukung UKM khususnya kepada petani kakao Jembrana sudah dimulai dari tahun 2012. Bentuknya pendampingan seperti alat, pelatihan, serta kompetensi petani . “Karena pengetahuan dan kemampuan itu tidak akan pernah cukup sehingga perlu didorong lebih jauh,” terangnya.

Khusus dea devi kakao nusasari, pihaknya akan membangun berbagai program untuk mendukung petani. ” Kita akan upgrade skill dan kompetensi petani, kapasitas maupun kemampuan koperasi,. Termasuk sisi managerial koperasi produksi kakao, serta mendorong ekspor produk agar bisa keluar mendukung kakao sebagai ikon kabupaten Jembrana,” terangnya.

Untuk itu Ia berharap perlunya kolaborasi dan sinergitas seluruh komponenen , baik pemerintah pusat, daerah, masyarakat, komunitas, koperasi dan petani.
Nantinya terdapat beberapa aspek yang dinilai dari Desa Kakao Devisa, meliputi produksi, kognitivitas, kapasitas dari petani, dukungan antar lembaga, terutama komitmen dukungan pemerintah daerah.

Sementara Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan menyambut gembira dicanangkannya Desa Devisa berbasis komoditi kakao di Kabupaten Jembrana. Dipilihlah Jembrana Ia nilai sangat tepat karena pengembangan dan pemberdayaan komoditas kakao melalui program kakao lestari yang telah berlangsung selama hampir 8 tahun.
“Hal ini tentu menambah semangat para petani Kakao Jembrana kembali bangkit untuk mewujudkan apa yang menjadi harapan bersama yaitu peningkatan perekonomian masyarakat petani yang bersumber dari hasil komoditi Kakao serta peningkatan kesejahteraan petani di Kabupaten Jembrana ”, ucapnya.

Selanjutnya Kembang juga mengapresiasi salah satu peran strategis yang telah diambil Koperasi Kerta Samaya Samaniya dalam membangun kualitas kakao Jembrana yaitu memfasilitasi pemasaran yang berkelanjutan.
Termasuk mendorong Fermentasi produk sehingga kualitas Kakao Jembrana diperhitungkan diindonesia bahkan dipasar ekspor.

Kesempatan itu, Wabup Kembang sekaligus juga mengajak generasi muda untuk tidak malu menjadi petani.

Menurutnya menjadi petani kakao itu justru pekerjaan yang keren dan menguntungkan secara finansial.
“karena itu Ia mengajak para generasi milenial kabupaten Jembrana untuk menjaga keberlanjutan Program Kakao Lestari di Kabupaten Jembrana dengan Desa Devisanya.

” Kita bisa lihat dalam acara ini bagaimana kualitas kakao Jembrana sudah diakui dan teruji yang memiliki Profil “Spesifikasi Aromatik Organik” .
Kakao Jembrana mampu bersaing dan menembus pangsa pasar kakao Internasional” , tambah Kembang.

Kedepan Ia berharap petani kako Jembrana tidak hanya mampu menjual Biji Kakao Fermentasi, melainkan sudah menghasilkan produk olahan kakao fermentasi dalam berbagai bentuk produk turunan . Produk olahan itu diantara Nibs, Serbuk, Pasta, Lemak mapun berbagai olahan cokelat.

“Upaya peningkatan mutu serta nilai tambah produk kakao di Jembrana saya berharap kedepan koperasi Kerta Samaya Samaniya menjadi agro wisata dan etalase kakao yang dapat menjadi sarana edukasi yang mendatangkan wisatawan untuk melihat dan belajar secara langsung tentang pengolahan kakao dari proses pemetikan hingga menghasilkan produk olahan,” cetusnya. (Humas Pemkab Jembrana)