Foto: Dalam rangka menyambut Idul Fitri Tahun 2020, Jam’iyah Batak Muslim Indonesia (JBMI) Bali gotong royong bakar lemang 150 ruas bambu, Jumat pagi (22/5/2020).

Denpasar (Metrobali.com)-

Jam’iyah Batak Muslim Indonesia (JBMI) Bali, Jumat pagi (22/5/2020) menyelenggarakan bakar lemang 150 ruas bambu di Banjar Pengipian, Desa Kerobokan Kelod, Badung dalam rangka menyambut Idul Fitri Tahun 2020.

Di banyak daerah di Sumatera tradisi memasak lemang bambu ini dilakukan secara turun temurun biasanya dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan dan Idul Fitri. Lemang biasanya dibagikan kepada warga sekitar, disajikan pada tamu yang datang, keluarga, kerabat untuk mempererat silaturahmi.

Sementara untuk di Bali sendiri, tradisi bakar lemang ini baru pertama kali dilakukan JBMI Bali dalam menyambut Idul Fitri Tahun 2020. Kegiatan ini juga mempunyai makna tersendiri untuk mempererat persaudaraaan, silaturahmi dan menguatkan persatuan, rasa gotong royong terlebih saat pandemi Covid-19 ini.

“Bakar lemang saat Ramadhan dan jelang Hari Raya Idul Fitri memang sudah tradisi berpuluh-puluh tahun dan untuk di Bali ini yang pertama kali kami lakukan,” ungkap Ketua JBMI Wilayah Bali, Haji Darwin Hutabarat S.H., ditemui di sela-sela bakar lemang bersama ini.

Diharapkan aksi Bakar Lemang yang baru pertama kali digelar ini menjadi pemantik semangat atau motivasi dan inspirasi bagi JBMI Bali untuk melestarikan tradisi dari Sumatera ini dan semakin memperkenalkan makanan tradisional ini di Pulau Dewata.

“Di Bali walaupun pertama kali, kami sampai bakar 150 lemang per sekali bakar. Ini pecah rekor dan semoga ke depan semakin sering dilakukan,” ujar Haji Darwin.

Secara umum beberapa jenis bahan dasar yang bisa di jadikan lemang diantaranya Lemang Beras ketan putih/hitam (Lemang Pulut), beras ketan campur jagung/kacang hijau, Lemang Ubi/singkong (Lemang Gadung) dan lemang labu.

Bahan yang yang digunakan, ketan, santan, garam, bumbu khusus, dan air tebu/gula aren. Semua bahan disatukan dan dimasukkan ke dalam bambu yang didalamnya sudah dilapisi daun pisang dan siap dibakar dengan bara api. Untuk prosesnya bakar lemang ini memakan waktu 4 jam hingga 5 jam.

“Lemang yang kami bakar ini berbahan ketan putih, santan, dan lain-lain dengan bumbu resep khusus orang Tapanuli. Lemang harus dibakar dalam bambu karena cita rasanya berbeda,” terang Haji Darwin didampingi Ketua Panitia Bakar Lemang Gesmo Marat, pemilik tempat /tuan rumah Bakar Lemang Darwan Pulungan dan Seksi Dana Damean Hutabarat.

Lemang ini biasanya dihidangkan atau dikonsumsi dengan rendang, tape, kuah sup, duren hingga sirup. “Saat Idul Fitri ini lemang memang disajikan pada tamu yang datang, keluarga dan kerabat lainnya,” imbuh Haji Darwin.

Sebanyak 150 lemang yang dibakar kali ini juga sudah habis dipesan para anggota JBMI Bali untuk menyambut Idul Fitri. “Kita antar sesuai pesanan ke rumah masing-masing anggota JBMI Bali yang sudah pesan,” ungkap Haji Darwin.

Terkait perayaan Idul Fitri di tengah pandemi Covid-19 ini, JBMI Bali tetap menyambutnya dengan suka cita serta tetap mengikuti protokol kesehatan Covid-19 dan berbagai himbauan maupun arahan pemerintah

“Menjalankan Idul Fitri di tengah pandemi  memang buat kita semua prihatin namun tetap harus bersyukur. Kita harus tetap ikuti aturan protokol kesehatan seperti jaga jarak, pakai masker, cuci tangan dan lainnya,” ujar Haji Darwin.

Sementara itu JBMI Bali memang baru terbentuk beberapa bulan. Tujuannya agar warga dari Batak Muslim di Bali ada wadah persatuan dalam suka maupun duka, bisa saling membantu baik dalam progam kesehatan, kemanusiaan, pendidikan dan lainnya.

“Harapannya ke depan JBMI Bali agar bisa berpartisipasi untuk pendidikan, membantu anak-anak Anggota JBMI dengan memberikan ajaran agama,” tutup Darwin. (wid)