jegeg bagus 2017

 Denpasar, (MetroBali.c0m) –

Jelang Grand Final Pemilihan Jegeg Bagus Bali 2017 yang akan diselenggarakan Sabtu (22/7) di Art Center, 18 orang finalis Jegeg Bagus Bali 2017 mengunjungi Kantor Gubernur Bali, Jumat (21/7). Pada kesempatan ini para finalis beraudiensi dengan Sekretaris Daerah Provinsi Bali Cokorda Ngurah Pemayun di ruang rapat Sekda Provinsi Bali.

Melalui event yang dilakukan setiap tahun ini, Sekda Cok Pemayun menyampaikan bahwa sekembalinya para finalis nanti sebagai duta wisata diharapkan dapat mengembangkan pariwisata di daerah masing-masing. “Sesuai dengan jiwa muda yang dibawa oleh masing-masing finalis, saya harap dapat memompa semangat generasi muda lainnya untuk bersama-sama mengembangkan pariwisata Bali ke arah yang positif,” ujarnya. Tidak hanya itu, melalui ajang pemilihan Jegeg-Bagus Bali 2017 diharapkan dapat memacu anak-anak muda untuk semakin berinovasi dan berkreasi sehingga dapat membendung perilaku negatif dan keinginan untuk  berperilaku negatif.

Di sisi lain, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali A.A. Gede Yuniartha Putra kepada para finalis menekankan bahwa pariwisata yang ditonjolkan di Bali adalah Pariwisata Budaya, sehingga berbagai hal harus dikemas dengan budaya agar tetap lestari dan berkembang sehingga tidak terkontaminasi budaya barat. Ia juga menegaskan untuk dapat membendungnya kita harus semakin kukuh menjaga budaya kita, terlebih lagi hal tersebut telah tercantum pada Perda No 2 tahun 2012.

Setelah melewati delapan kali masa pra-karantina, para finalis Jegeg Bagus 2017 memasuki masa karantina yang dimulai tanggal 20 Juli 2017. Selanjutnya para finalis akan mengikuti acara grandfinal yang akan diselenggarakan hari Sabtu, 22 Juli 2017 pukul 17.00 WITA di Art Center, Denpasar. Bukan hanya pada saat grand final, proses penilaian duta pariwisata ini dilakukan bertahap sejak masa pra karantina. Selain melakukan penilaian secara sikap dan praktek, peserta juga dinilai melalui depth interview yang dilakukan oleh tujuh juri yang ahli dalam bidangnya dan sesuai dengan aspek penilaian. Para juri berasal dari berbagai latar belakang seperti psikolog, asosiasi (GIPI), akademisi Universitas Udayana dan PKK. AD-MB