Foto: Praktisi Pemberangkatan PMI Kapal Pesiar I Nengah Yasa Adi Susanto Direktur Utama PT. Ratu Oceania Raya Bali.

Denpasar (Metrobali.com)-

Dalam satu hingga dua bulan ke depan, ribuan PMI (Pekerja Migran Indonesia) yang merupakan
Anak Buah Kapal (ABK) di sejumlah kapal pesiar dari seluruh penjuru dunia diprediksi akan kembali pulang ke Bali.

Hingga minggu pertama April ini jumlah ABK yang kembali ke Bali mendekati 5.000 orang dan akan terus bertambah. Namun permasalahan baru muncul dengan kepulangan para pahlawan devisa ini.

Mereka seperti mendapatkan stigma dan cap negatif dari masyarakat dengan dianggap “berbahaya” dan berpotensi virus Corona atau Covid-19.

Belum lagi ada kekhawatiran mereka dikucilkan di masyarakat saat para ABK ini kembali ke kampung halaman. Pemerintah Provinsi Bali pun sebelumnya sudah mengimbau dan mengharapkan masyarakat Bali tidak menolak kedatangan ABK ini dan tidak mengucilkan mereka.

“Pemprov sudah mengimbau agar PMI kapal pesiar atau ABK jangan ditolak kepulangannya dan jangan dikucilkan. Harapan kami juga sama. Jangan alergi dengan kedatangan para pahlawan devisa ini,” kata Praktisi Pemberangkatan PMI Kapal Pesiar I Nengah Yasa Adi Susanto, Selasa (7/4/2020).

Ia kembali mengingatkan dan mengedukasi masyarakat bahwa setiap ABK yang tiba di Bali sudah melalui prosedur kesehatan pencegahan Covid-19. Selain mereka diwajibkan membawa sertifikat kesehatan bebas dari virus Corona dari tim kesehatan sewaktu mereka di kapal sebelum dipulangkan ke tanah air.

Saat tiba di Bali, pun mereka dites kembali dengan rapid test. Jika dinyatakan positif dari hasil rapid test mereka akan dikarantina di tempat khusus. Jika negatif, maka mereka tetap wajib melakukan isolasi mandiri selama 14 hari di rumah masing-masing.

Karenanya Adi Susanto berharap masyarakat disekitar tempat tinggal PMI kapal pesiar tidak alergi terhadap kedatangan mereka. Sebab pastinya para PMI kapal pesiar ini telah melakukan proses pemeriksaan kesehatan yang sangat ketat.

“Dari sebelum mereka dipulangkan sampai mereka tiba di Tanah Air telah dilakukan pemeriksaan yang komprehensif sehingga bagi yang langsung pulang ke rumah mereka masing-masing hanya diwajibkan karantina mandiri selama 14 hari,” ujar Adi Susanto yang juga Advokat di kantor Hukum Widhi Sada Nugraha & Partners ini.

Pria yang juga Ketua DPW Partai Solidaritas Indonesia (PSI ) Provinsi Bali ini  berharap dari masyarakat, Kelian Dusun sampai Perbekel memberikan dukungan moril kepada para PMI kapal pesiar ini yang terpaksa pulang karena ada pandemi Covid-19.

Masyarakat diharapkan tidak terlalu  khawatir dan “parno” berlebihan dengan kedatangan PMI ini seolah-olah mereka akan menyebarkan virus Corona di masyarakat.

“Jangan justru kita memvonis mereka sebagai pembawa virus Covid-19,” tegas Adi Susanto yang juga Direktur Utama PT. Ratu Oceania Raya Bali, agen penempatan PMI kapal pesiar yang beralamat di Br, Pegending, Dalung, Kuta Utara, Badung ini.

“Karena sejatinya mereka adalah para Pahlawan Keluarga dan Pahlawan Devisa yang telah ikut berkontribusi menyumbangkan ratusan triliun rupiah setiap tahunnya kepada Bangsa Indonesia,” imbuh pria asal Desa Bugbug, Kabupaten Karangasem ini lantas mengungkapkan dalam hari-hari ke depan akan lebih banyak PMI atau ABK kapal pesiar yang pulang ke Bali.

Ia mencontohkan perusahaan kapal pesiar dibawah naungan Royal Caribbean Cruise Ltd, yang membawahi Royal Caribbean Cruise Line (RCCL) dan Celebrity Cruise adalah satu perusahaan yang langsung mengantarkan Crew yang ada di kapal pesiar tersebut untuk dipulangkan ke negara asal mereka termasuk ke Indonesia dan Bali khususnya.

Sesuai jadwal kapal pesiar milik RCCL yakni Spectrum of The Seas, Ovation of The Seas dan Voyager of The Seas akan berangkat dari Sydney, Australia untuk menuju Bali, Indonesia, Manila, Philipina dan terakhir menuju Shang Hai, China.

Khusus untuk Spectrum of The Seas sudah berangkat tanggal 5 April lalu dari Sydney, Australia dan membawa sekitar 600 Crew asal Indonesia termasuk PMI asal Bali yang nantinya akan tiba di Pelabuhan Benoa, Bali tanggal 16 April 2020 nanti.

“Bulan April ini akan banyak PMI kapal pesiar pulang ke Bali. Salah satunya dari kru Royal Caribbean dan Celebrity. Rencananya mereka akan turun pada 16 April 2020 di Pelabuhan Benoa. Ini juga sudah saya sampaikan ke Kadisnaker Bali,” kata Adi Susanto.

Mengantisipasi kedatangan PMI kapal pesiar asal Indonesia tersebut pemerintah Provinsi Bali harus bekerja sama dengan pemerintah pusat untuk menyiapkan sarana dan prasaran yang dibutuhkan mereka sesampai di Pelabuhan Benoa, Bali ini.

Termasuk juga melakukan rapid test dan  menyiapkan tempat karantina yang layak bila mereka setelah dilakukan pemeriksaan diharuskan untuk menjalani proses karantina. (dan)