??????????????????????

Jembrana (Metrobali.com)-

Program bedah rumah oleh Propinsi dan Kabupaten, ternyata belum menyentuh semua KK miskin di Jembrana. Ketut Sudendri (60) yang ditinggal mati suaminya 25 tahun asal Kelurahan Pendem Kecamatan Jembrana ini misalnya.

Ia tinggal di rumah gubuk berlantaikan tanah dan berdinding spanduk bersama putranya Putu Wiyasa (38) yang mengalami cacat lumpuh dan bisu. Untuk kesehariannya, ia hanya mengandalkan dari hasil penjualan banten (sarana upacara).

Dari penuturannya, Putu Wiyasa terlahir dalam kondisi normal dengan berat 3 kilogram. Namum saat berumur 6 bulan, ia terkena panas tinggi hingga terkejang-kejang dan step.

 “Sudah saya obati, tapi tidak sembuh-sembuh. Semenjak bapaknya meninggal, kondisinya semakin parah dan semakin kurus, terus tidak bisa berjalan  dan bicara. Kalau minta makan, biasanya ia menepuk-nepuk perutnya” terang Sudendri, Rabu (24/9).

Sementara itu, Lurah Pendem,  I Putu Gede Oka Santhika saat dikomfirmasi mengatakan kalau Sudendri masuk dalam buku merah (KK Miskin). Menurutnya pihaknya juga telah membantunya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Kami sudah mengajukan untuk mendapatkan bedah rumah, mudah-mudahan tahun 2015 turun” ujarnya. MT-MB