Singaraja (Metrobali.com)-

Dinas Pekerjaan Umum Buleleng Bali di anggap lamban dalam menyikapi bencana alam yang disebabkan curah hujan yang berlebihan. Sampai sat ini  curah hujan di Buleleng Bali masih terus berlangsung. Sementara bencana alam baik yang menimpa pemukiman warga atau pun  yang menimpa tempat-tempat umum masih banyak yang belum terselesaikan. Warga Seririt Buleleng Bali misalnya,  harus susah payah gotong royong menangulangi banjir yang merendam pemukiman warga. Demikian pula, jalan Singaraja-Gilimanuk sampai saat ini masih tergenag air dan lumpur. Akibatnya, korban lakalantas terus berjatuhan.

Menyikapi hal tersebut, Kepala Dusun Gondol Desa Penyabangan, Kecamatan Grogak Buleleng Bali Syamsul Junaidi kepada Metro Bali Sabtu (16/3) siang tadi mengatakan, jalan Raya Singaraja-Gilimanuk merupakan akses kabupaten  yang seharus nya mendapat perhatian lebih. Sebab, jalan tersebut dilalui oleh wisatawan mancanegara ataupun domistik. Akibat nya, muncul anggapan, dinas PU Buleleng tidak memperhatikan keselamatan dan kesan buruk dari wisatawan yang berlibur ke Buleleng. Contoh nya, Desa Pemuteran Kecamatan Grogak Buleleng.

“Saya sering di tanya oleh wisatawan domistik dari Jawa yang kebetulan singgah di depan rumah saya. Ko di biarin begitu saja lumpur dan batu kelikil yang ada di jalan. Saya tidak bisa menjawab secara detail, sebab, kenyataan nya, di Desa Pemuteran sudah lebih dari tiga bulan lumpur dan batu kerikil berserakan di jalan.” ujarnya

Lebih lanjut ia mengatakan, di Jalan raya Singaraja-Gilimanuk, lebih dari lima titik yang masih tertimbun lumbur dan kerikil. Oleh karena itu, Syamsul Junaidi berharap kepada pihak pemerintah untuk memperhatikan hal tersebut. “Seperti nya oleh pemerintah Buleleng di anggap remeh, padahal rusak nya jalan utama berdampak kurang baik terhadap pemerintahan Buleleng juga,” tambahnya. EMHA-MB