DSC_0593 Denpasar (Metrobali.com)-

Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Bali I Dewa Gede Ngurah Swastha yang mengimbau masyarakat baik yang asli Bali maupun para pendatang tidak menyalahgunakan isu – isu tentang agama dan hal – hal yang berbaui sara lainnya untuk menyulut sebuah kerusuhan yang mengakibatkan retaknya kerukunan umat beragama yang selama ini sudah terjalin dengan baik di Bali sehingga merusak kondisifitas yang sudah terbangun. Demikian dsiampaikannya dalam orasi di PodiumBali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS) di Lapangan Puputan Margarana , Niti Mandala Denpasar. Menurutnya isu – isu sara tersebut sangat sensitif dan sangat membahayakan jika disalah artikan atau disalah gunakan apalagi Bali sangat sensitif dengan permasalahan keamanan. “Sekali saja Bali ini bergejolak, pariwisata Bali akan mati dan akan merusak perekonomian Bali,” ungkapnya. Oleh karena itu, ia mengajak seluruh masyarakat Bali agar selalu menjaga sikap saling menghargai dan saling menghormati perbedaan tersebut dengan asas Bhineka Tunggal Ika, karena menurutnya perbedaan dan keberagaman merupakan sebuah kebanggaan namun juga hal tersebut harus benar – benar kelola dengan manajemen yang baik sehingga tidak menimbulkan permasalahan.

Hal senada juga disampaikan Nyoman Wenten, warga asal Nusa Penida ini menegaskan agar masyarakat Bali jangan mudah untuk terhasut provokasi yang berbau SARA. Karena menurutnya hal tersebut hanya akan merugikan Bali itu sendiri mengingat Bali sudah menjadi sorotan dunia dengan pariwisatanya sehingga Bali tersebut sangat rentan dengan masalah keamanan. Imbauan terhadap para orang tua untuk selalu meluangkan waktu bersama anak – anaknya disampaikan oleh Pasma, warga Denpasar. Menurutnya waktu bersama anak – anak tersebut jangan pernah disia – siakan dikarenakan dengan adanya perhatian orang tua tersebut, anak akan berkembang dengan lebih baik. Ia juga mengajak para ayah dan ibu, untuk kembali atau meluangkan waktu menceritakan sebuah dongeng bagi anak saat menjelang tidur, bukan hanya sekedar dongeng namun juga makna dari dongen tersebut sehingga apa makna baik yang terkandung dalam dongeng tersebut mampu dipahami dan di mengerti oleh sang anak.

Selain itu, orasi meengenai pendidikan juga  mengemukadari Agung Ariawan yang merupakan warga Pemogan. Ia menyampaikan keprihatinannya saat ini karena pendidikan sejak dini sudah dicekoki dengan hal – hal yang berbau KKN yang dikhawatrikan akan merusak generasi muda kedepannya. Oleh karena itu ia mengajak seluruh komponen yang memeiliki kewenangan dan juga masyarakat untuk turut serta menjaga pendidikan di bali terutama pendidikan yang berkaitan dengan moral dan budi pekerti. Selain itu ia juga mengkritisi para aktivis – aktivis yang ada di bali yang menurutnya kurang konsisten dalam mengawal aspirasinya. AD-MB