Jacob Manurung, kini siap berkompetisi di “Final Diageo World Class Competition” yang bakal dihelat di Glasgow, Scotlandia, September 2019, mendatang.

Seminyak (Metrobali.com)-

Usai mengalahkan 7 finalis asal Bali dan Jakarta, bartender Djournal House, Jakarta, Jacob Manurung, kini siap berkompetisi di “Final Diageo World Class Competition” yang bakal dihelat di Glasgow, Scotlandia, September 2019, mendatang.

Jacob Manurung, asal Sumatera Utara, kelahiran 18 November 1990 itu tampil dengan penuh percaya diri saat berkompetisi di ajang “Indonesia World Class Competition 2019” yang digelar di Sugarsand, Seminyak, Jumat (10/5) malam. Jacob Manurung juga berhak atas gelar “Best Bartender of The Year” .

Tampilnya mantan finalis ajang serupa tahun 2017 ini sekaligus membuyarkan mimpi 7 finalis lainnya, di mana 4 finalis tuan rumah (Bali) seperti, Daniel Gerves (Alila Seminyak), I Putu Aris Sanjaya (Bikini Bali), Melverndari (W Hotel Bali), dan Panji Wisrawan (Da Romeo Bali). Serta 3 finalis bartender asal Jakarta yaitu, Benny Michael (Hotel Monopoly), Charles Richard (Hakkasan), dan Henry Maraben (Lowey Bar & Bistro).

Diageo Indonesia Brand Ambassador, Wawan Kurniawan menyampaikan, para finalis kali ini, memiliki teknik dan keahlian serta memperlihatkan kemajuan yang lebih baik. “Dengan memiliki kualitas yang baik, mereka bisa menjawab kebutuhan konsumen dalam membuat dan memberikan minuman beralkohol yang terbaik,” ujar Wawan Kurniawan.

Sebagai pemimpin dalam bisnis global minuman premium dan dengan rangkaian koleksi minuman beralkohol hingga bir, Diageo ingin memberikan pengetahuan lebih, teori, dan teknik pengaplikasian ketika menyajikan sebuah minuman kepada seluruh bartender di dunia, khususnya di Indonesia.

Kedelapan finalis bartender asal Bali dan Jakarta itu terpilih berdasarkan 5 faktor. Pertama, hosting, yaitu bagaimana cara bartender menunjukkan skill komunikasinya.

Kedua, crafting, yakni bagaimana teknik dalam membuat dan menyajikan minuman. Ketiga, melalui penilaian rasa dan aroma koktail, serta melihat takaran yang seimbang atau tidak.

“Keempat, tentang knowledge, untuk melihat seberapa besar pengetahuan bartender tentang Diageo dan proses pembuataan koktail. Serta, kelima, menyangkut storytelling, yaitu cerita dibalik minuman, kesinambungan antara konsep dan nama yang diberikan kepada minuman tersebut,” jelas Wawan Kurniawan.

Selain melibatkan juri asal Indonesia, Andrew Soetiono (Indonesia Whisky Research Society), untuk memberikan penilaian pada “Final Indonesia World Class Competition 2019” kali ini juga mendatangkan Jane Kaew-yod (Best Bartender Diageo World Class Thailand 2018), Shawn Chong (Bartender Diageo World Class Thailand 2015), dan Lam Chi Mun (DBA Director from Singapore). jok

Editor : Hana Sutiawati