Denpasar (Metrobali.com)-

Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar secara resmi telah menandatangani nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) dengan Sekolah Tinggi Seni Papua (STSP) Jayapura di grand room ISI Denpasar Jumat (19/10). Langkah ini sebagai wujud nyata bahwa ISI Denpasar telah menuntaskan tugasnya sesuai mandat Kemendikbud No.040/P/2012 terkait pendirian Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Papua dengan mengonversi STSP Jayapura.

Proses penandatangan MoU ini dilakukan oleh Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Rai S,MA dengan Rektor Universitas Cendrawasih, Drs. Fertus Simbiak, Disaksikan para dosen ISI Denpasar dan para utusan dari pemerintah Papua seperti Asisten II mewakili gubernur Papua, Drs. Elia Loupatty, dan Kadisdipora Papua, James Modouw, serta kalangan akademisi, dosen, praktisi, dan budayawan Papua seperti Don. A. Flassy, yang selama ini aktif menerbitkan buku terkait seni budaya di Papua.

Setelah proses konversi ini, rencananya ISBI Papua sudah mulai menerima pendaftaran mahasiswa baru, yang terdiri atas tiga fakultas, yakni fakulta seni pertunjukan, fakultas seni rupa dan desain, serta fakultas ilmu budaya mulai awal tahun depan.

Fakultas seni pertunjukan mencakup program studi seni tari, seni musik dan teater, etnomusikologi. Sedangkan, fakultas seni rupa dan desain mencakup program studi seni lukis, seni patung, seni kriya produk, desain interior, dan desain komunikasi visual. Kemudian, fakultas ilmu budaya yang mencakup program studi tradisi lisan, kajian budaya dan warisan budaya.

Kepada koran ini, Prof. Dr. I Wayan Rai S, MA, selaku Rektor ISI Denpasar mengakui sangat bersyukur dan sudah dapat bernafas lega. Ini karena kerja keras timnya dalam merumuskan konsep pendirian ISBI Papua telah mencapai klimaks happy ending. Hal ini tentunya berkat dukungan dan kerjasama yang baik dari pemerintah Papua, serta Universitas Cendrawasih, dan Yayasan Bina Seni Budaya (YBSB) Papua sebagai pendiri STSP Jayapura.

Diakuinya, pada awal tahun depan ISBI Papua sudah mulai membuka pendaftaran mahasiswa baru. Untuk sementara mereka nantinya akan belajar di gedung Taman Budaya Papua. Karena gedung kampusnya masih dalam tahapan pendirian di atas tanah seluas kurang lebih 16 hektar. Sementara itu, untuk dosen pengampu mata kuliah akan melibatkan dosen STSP dengan didukung dosen dari Universitas Cendrawasih dan dosen dari ISI Denpasar.

Diharapkan, dengan pendirian ISBI Papua ini nantinya mampu mencetak para pakar di bidang seni budaya, mulai dari seniman, budayawan, praktisi dan akademisi di Papua. Mengingat kurikulum yang diterapkan pada ISBI Papua memang dominan mengangkat kearifan lokal. Untuk menguatkan karakter bangsa.”Dalam upaya mencetak kepribadian generasi emas bangsa di Papua khususnya, yang lebih unggul dan berbudaya, serta berdaya saing global,” harapnya. IJA-MB