Foto: Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong.

Jakarta (Metrobali.com)-

Geliat ekonomi digital di tanah air semakin menjanjikan. Indonesia pun tampaknya semakin dekat dengan visi Presiden Jokowi menjadikan Indonesia sebagai negara ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada 2020 dengan nilai mencapai USD 130 miliar atau setara Rp 1.831 triliun.

Untuk itu kehadiran startup hingga unicorn-unicorn baru diharapkan menjadi motor penggerak yang juga menjadi penarik investasi di tanah air. Sebab faktanya para ventura capital melihat pasar startup digital Indonesia sebagai pasar investasi yang menjanjikan.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Trikasih Lembong pun menegaskan bahwa ekonomi digital merupakan salah satu sektor yang menyelamatkan laju investasi internasional tanah air.

Pesatnya perkembangan ekonomi digital di beberapa sektor mengubah pola usaha dari offline menjadi online dan mengalami pertumbuhan sangat signifikan.

“Tahun lalu, laju global FDI turun di kisaran 20%, akhir tahun ini hingga awal tahun ini kita sudah melihat investasi mulai kenceng lagi. Terima kasih atas kerja keras Menkominfo, ekonomi digital  kita tumbuh dengan sangat pesat,” ujar Kepala BKPM usai gelaran Regional Investment Forum 2019 di Tangerang Selatan, belum lama ini.

Disebutkan bahwa salah satu sektor yang sangat terbantu dengan maraknya ekonomi digital adalah sektor pariwisata. Pariwisata menjadi salah satu mesin bagi penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi.  “Satu di antara lima pekerjaan baru tercipta dari sektor pariwisata,” ujar Thomas Lembong.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menambahkan bahwa investasi yang masuk dari
pariwisata saat ini tidak hanya hotel dan restoran.

“Air BnB itu merupakan salah satu dampak dari ekonomi digital yang semakin memudahkan investasi di sektor pariwisata,” paparnya.

Sementara Deputi Gubernur Bank Indonesia Soegeng menambahkan bahwa pendekatan yang ditempuh BI dalam menghadapi perkembangan ekonomi digital adalah menjaga keseimbangan antara upaya menggali inovasi dan menjaga stabilitas.

“Dalam upaya menggali inovasi, BI akan mendorong promosi inovasi dalam ekonomi digital, menyediakan ekosistem yang mendukung pengembangan ekonomi digital, dan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui ekonomi digital,” lanjutnya.

Soegeng menilai bahwa dalam menjaga stabilitas, BI akan mendorong stabilitas ekonomi tetap terjaga, mencegah tindak Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU PPT), dan mendorong perlindungan konsumen.

Tahun ini, tema RIF yang diusung adalah “Indonesia’s Digital Drive: Utilizing Digital Technology in Developing Regional and Tourism Investment Opportunities”. Tema ini sesuai dengan perkembangan industri digital yang cukup signifikan beberapa tahun terakhir.

Hingga Februari 2019, jumlah startup di Indonesia mencapai 2.070 startup dengan pertumbuhan tertinggi di tiga sektor yaitu on-demand services, financial technology (fintech) dan e-commerce.

Tingginya angka pertumbuhan startup ini mendorong BKPM untuk mengubah konsep RIF tahun ini menjadi berbeda, yaitu mengundang para perusahaan rintisan (startup). Setidaknya, ada 250 startup yang hadir dalam perhelatan ini.

Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak yang juga hadir dalam kegiatan pitching sessions
mengapresiasi ide-ide bisnis yang ditampilkan oleh start up yang ada.

“Kami apresiasi upaya pemerintah pusat untuk memfasilitasi pertemuan start-up dengan daerah, Jawa Timur sendiri siap untuk bekerjasama dengan start-up yang dapat berdampak positif bagi perekonomian daerah,” pungkasnya.

Potensi ekonomi digital di Indonesia sangat besar. Dari data APJII, pengguna internet di Indonesia mencapai 143 juta atau 54% dari total populasi dengan jumlah pemilik smartphone dan mobile internet mencapai 90 juta (statista).

Riset Google dan Temasek juga menyebutkan market size ekonomi digital Indonesia juga mencapai USD 27 miliar dan berpotensi menjadi USD 100 miliar pada tahun 2025.

Dari aliran investasi asing per tahun di level USD 20-25 miliar, diperkirakan 10% disumbang dari sektor ekonomi digital. (dan)