Denpasar (Metrobali.com)-

Realisasi investasi penanaman modal dalam negeri dan asing pada triwulan I/2013 di Bali mencapai Rp1,6 triliun lebih.

“Jumlah ini berdasarkan data dari tujuh kabupaten/kota di Bali yakni Denpasar, Jembrana, Tabanan, Buleleng, Bangli, Klungkung dan Gianyar, sementara dua kabupaten lainnya yakni Badung dan Karangasem belum mengirimkan data,” kata Kepala Bidang Pengkajian Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali Suta Astawa di Denpasar, Senin (27/5).

Menurut dia, jika data dua kabupaten tersebut sudah masuk, maka jumlah investasi di Bali bisa lebih besar lagi karena berdasarkan perbandingan capaian tiap tahun, mayoritas investasi tertuju di Kabupaten Badung.

Di Badung sebagai kabupaten dengan pendapatan asli daerah (PAD) tertinggi di Bali, ujar dia, belum mengirimkan data karena ada perubahan struktur dari badan yang membidangi perizinan.

“Untuk triwulan I tahun ini, capaian investasi pada penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp1,51 triliun lebih dan penanaman modal asing (PMA) sebesar 11,1 juta dolar AS atau sekitar Rp103,6 miliar lebih (dengan asumsi kurs satu dolar Rp9.300),” ujarnya.

Ia mengemukakan berdasarkan data investasi yang sudah masuk, PMDN yang tertinggi terjadi di Kabupaten Gianyar yang mencapai Rp998 miliar, disusul pada posisi kedua Kota Denpasar sebesar Rp430 miliar. “Sementara PMDN terkecil di Kabupaten Bangli yakni Rp6,4 miliar lebih,” ujarnya.

Suta menambahkan investasi di Bali sejauh ini masih menumpuk di wilayah bagian selatan karena infrastruktur dan akses cukup mudah ke wilayah tersebut, dibandingkan harus ke Bali bagian utara, timur dan barat.

Di sisi lain, kata dia, realisasi investasi pada triwulan I/2013 sudah melebihi dari rencana investasi yang diperhitungkan sekitar Rp1,52 triliun.

“Kalau dibandingkan capaian investasi tahun lalu pada periode yang sama, maka pada 2013 ada sedikit penurunan karena saat itu realisasi PMA dan PMDN sebesar Rp2,4 triliun,” katanya.

Pada triwulan I/2012, ucap Suta, investasi di Bali didominasi PMA sebesar Rp1,58 triliun lebih (170,5 juta dolar AS) dan PMDN sebesar Rp822 miliar. INT-MB