Foto: Anggota Komisi IV DPRD Kota Denpasar Emiliana Sri Wahjuni bersama pengusaha dan trainer Rudyanto Wibisono dalam sharing edukasi “Langkah Jitu Memulai Bisnis Dari Nol.”

Denpasar (Metrobali.com)-

Anggota Komisi IV DPRD Kota Denpasar Emiliana Sri Wahjuni menggandeng pengusaha dan trainer Rudyanto Wibisono untuk berbagai dan mengedukasi para ibu-ibu bagaimana membangun bisnis dari nol.

Sharing dan pemberdayaan ibu-ibu dengan tema “Langkah Jitu Memulai Bisnis Dari Nol” ini digelar di Rumah Kreatif Emiliana Sri Wahjuni di Kerta Dalem Mansion, Desa Sidakarya, Denpasar, Sabtu sore (20/6/2020).

Pengusaha dan trainer Rudyanto Wibisono dalam kesempatan ini memaparkan sejumlah langkah dan strategi untuk membangun usaha dari nol.

Langkah pertama tentunya dengan berani mendirikan suatu usaha. Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Seperti jangan mendirikan usaha hanya ikut-ikutan. Usaha bisa dimulai dari apa yang menjadi ketertarikan kita.

Hal terpenting berikutnya adalah menemukan mentor yang tepat yang bisa membimbing kita memulai usaha.

Lalu tentukan tujuan dalam mendirikan usaha. Memformulasikan tujuan bisa menggunakan rumus SMART (Spesific, Measurable, Achiaveable, Rational, Timely).

Spesific artinya tujuan yang ditetapkan harus jelas dan spesifik sehingga membantu pengusaha pemula fokus pada target yang akan dicapai dalam usahanya.

Measurable artinya apa yang ingin dicapai dalam usahanya haruslah bisa diukur. Misalnya berapa penjualan maupun jumlah pelanggan yang diinginkan dan bagaimana cara mencapainya.

Achievable artinya tujuan yang ditetapkan haruslah bisa dicapai secara bertahap. Dengan begitu pengusaha pemula akan berkomitmen untuk mencapainya dengan sungguh-sungguh.

Realistic atau realistis artinya tujuan yang ingin dicapai haruslah masuk akal. Jangan membuat tujuan yang terlalu sulit atau muluk-muluk sehingga tidak mungkin dicapai.

Sedangkan timely artinya tujuan yang ditetapkan haruslah dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu atau batasan waktu tertentu sehingga kita terpacu mencapai target tersebut.

Setelah menetapkan tujuan yang SMART, lakukan analisis biaya dan permodalan dari usaha yang didirikan. Berikutnya tentukan nama usaha yang mencerminkan produk/jasa yang ditawarkan dan mudah diingat. Selanjutnya jangan lupa mengurus legalitas usaha.

“Kalau langkah pertama ini tidak tahu bagaimana bisa buka usaha. Penting pula diingat bahwa modal utama jadi pengusaha adalah sikap positif. Attitude is everything,” papar Rudyanto.

Selain itu ada tiga hal yang harus dikuasi dalam proses bisnis atau usaha yakni sales & marketing, operational, dan finansial. “Minimal kuasai dua dari tiga itu. Dan penting untuk pisahkan uang pribadi dengan uang usaha,” kata Rudyanto.

Selanjutnya tahap kedua yakni perjuangan. Pada tahap ini harus fokus pada produk dan pasar. Perhatikan arus kas dan profit usaha. Sistem operasional juga harus dibuat sederhana, pastikan bisa memuaskan kebutuhan pelanggan. Jangan lupa kembangkan kapasitas Anda.

“Langkah ini dilakukan untuk jangka pendek, dan perhatikan racun di sekitarmu. Biasanya orang paling dekat dengan kita bisa jadi racun kita dalam menjalankan usaha,” ujar Rudyanto yang juga founder cek.keuanganku.com, Mega Cahaya Grup (distributor alat-alat listrik dan importir produk dari China), dan De Image Printing.

Setelah tahap kedua dilalui dengan baik, maka segera melompat ke tahap ketiga yakni pengembangan usaha/bisnis. Pada tahap ini mulailah berinvestasi pada sistem, memperbaiki struktur organisasi dan berinvestasi pada pengembangan manusia.

“Tahapan ini adalah penentuan Anda akan lanjut ke tahap berikutnya atau hilang. Ini merupakan strategi jangka menengah,” ungkap Rudyanto yang juga owner Rafs Kitchen (kuliner babi bakar, dan rice bowl) ini.

Selanjutnya tahap keempat  adalah ekspansi. Pada tahapan ini pemilik memikirkan perluasan usaha. Hal ini dilakukan dengan membangun nilai-nilai dan budaya perusahaan.

Lalu perlu terus mengembangkan produk, market, keuangan, sistem operasional, sumber daya manusia dan organisasi.

“Tapi hati-hati dengan nafasmu, jangan terlalu berambisi. Saat buka cabang, pembukuan keuangan outlet harus dipisahkan agar ketahuan mana yang untung dan mana yang rugi,” saran Rudyanto.

Pada tahap keempat ini owner atau pemilik usaha harus memahami mana yang lebih penting kerjakan sesuatu yang important (penting) atau urgent (mendesak).

“Banyak owner sibuk mengerjakan yang urgent, semestinya kerjakan yang important,” tandas Rudyanto.

Sementara itu lewat sharing edukasi ini Emiliana Sri Wahjuni mengajak ibu-ibu agar menjadi pilar menjaga ketahanan ekonomi keluarga di tengah pandemi Covid-19.

Caranya dengan menjadi kreatif, memanfaatkan berbagai peluang yang ada untuk membuka usaha misalnya di sektor kuliner yang bisa dipasarkan secara online lewat berbagai platform yang ada baik di media sosial (seperti Instagram dan Facebook) hingga di Go-Food.

“Selama pandemi Covid-19 saya ajak warga menjaga ketahanan pangan, sekarang saya ajak ibu-ibu bagaimana ikut menjaga ketahanan ekonomi keluarga,” kata Emiliana Sri Wahjuni.

Anggota DPRD Kota Denpasar Dapil Denpasar Selatan dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini memberikan motivasi dan memberdayakan para ibu-ibu agar mampu menjaga ketahanan ekonomi dengan belajar mendirikan usaha walupun skala kecil, rumahan atau UMKM seperti usaha kuliner.

“Banyak yang mengeluh tidak punya penghasilan, kehilangan pekerjaan tapi saya ajak ibu-ibu kembangkan skill, buat usaha, bisnis, dan saya datangkan ahlinya untuk mengajarkan bagaimana memulai usaha dari nol,” ujar Emiliana Sri Wahjuni.

Kenapa yang disasar para ibu-ibu? Sekretaris Fraksi NasDem-PSI DPRD Kota Denpasar ini mengungkapkan ibu-ibu ibaratnya tiang keluarga, tiang bangsa dan juga bisa mengajarkan anak-anaknya menjadi kreatif menyikapi pandemi Covid-19 ini.

“Ibu-ibu bisa jadi pilar ekonomi keluarga. Kalau ketahanan ekonomi keluarga kuat maka ketahanan Nasional ekonomi kota juga akan kuat menghadapi pandemi Covid-19 ini,” ujar Emiliana Sri Wahjuni.

Banyak yang ibu-ibu bisa pelajari di Rumah Kreatif Emiliana Sri Wahjuni ini mengenai bagaimana membangun usaha dari nol. Seperti bagaimana sikap (attitude) dan pola pikir (mindset) yang tetap.

Lalu wajib konsisten, fokus pada usaha yang dirintis. Jangan jualan Senin Kamis. Kembangkan usaha pakai media sosial dengan benar.

“Kunci suksesnya ibu-ibu harus jadi pekerja keras dan gigih serta harus mau terus belajar dan mengembangkan diri. Saya akan support mereka agar tetap kreatif,” tandas Emiliana Sri Wahjuni. (wid)