Prediksi Cuaca di Bali saat Imlek
Prediksi BMKG Cuaca Saat Perayaan Imlek
Denpasar, (Metrobali.com)-
Selain lampion, angpao, kue keranjang dan warna merah, hujan lebat dan angin kencang kerap dikaitkan dengan perayaan imlek tiap tahunnya. Dalam etnis tionghoa hujan dipercaya sebagai lambang pembawa keberuntungan dan kemakmuran.
Oleh karenanya hujan selalu diharapkan turun menjelang dan tepat pada tahun baru imlek. Sebagian masyarakat percaya bahwa semakin deras hujan yang turun maka semakin banyak keberuntungan yang akan dituai di tahun depan.
Kepala Balai Besar BMKG Wilayah III Denpasar, M.Taufik Gunawan mengatakan, ternyata kejadian hujan disaat menjelang imlek bukanlah hanya mitos semata, sebab sebagian lagi juga tidak mengharapkan turunnya hujan saat perayaan Imlek dikarenakan tidak terlalu mempercayai mitos tersebut karena keberuntungan selalu datang darimana saja.
Lalu apakah hujan akan selalu turun tiap tahunnya di hari perayaan imlek?
Perayaan tahun baru imlek umumnya dirayakan pada tanggal yang berbeda-beda, yaitu diantara tanggal 20 Januari – 20 Februari setiap tahunnya. Jika menilik kondisi Data Klimatologis Indonesia secara umum, maka akan kita dapati bahwa faktanya sebagian besar wilayah di Indonesia pada bulan Januari – Februari telah memasuki musim hujan.
“Tahun 2014 – 2016 pada saat perayaan Imlek, BMKG Wilayah III Denpasar mencatat kejadian hujan dengan intensitas Ringan – Sedang dominan terjadi terutama di wilayah Bali bagian tengah, selatan dan Barat. Angin yang bertiup secara umum berasal dari arah Baratan dengan kandungan uap air yang cukup banyak (basah). Kondisi atmosfer pada bulan tersebut sangat mendukung  pertumbuhan dan perkembangan awan-awan penghasil hujan di sekitar wilayah Indonesia. Hal ini juga dikuatkan dengan fakta bahwa Imlek selalu dirayakan bertepatan pada saat musim hujan tiba,” ujarnya di Denpasar, Kamis (26/1/2017).
Kondisi Dinamika Atmosfer pada pertengahan Januari menunjukan kondisi ENSO (El Nino Southern Oscilation), suhu permukaan laut di sekitar wilayah Bali, dan pola angin diatas  wilayah Indonesia terpantau normal. Angin baratan tanpa hambatan berhembus menuju wilayah Bali, sehingga terjadi penambahan uap air di wilayah Bali dari wilayah barat Indonesia.
BMKG telah memprediksi bahwa wilayah Bali memasuki puncak musim hujan pada akhir bulan Januari – Februari 2017 ini. Prediksi curah hujan akhir Januari 2017 di wilayah Bali berada dalam kisaran 150 – 200 mm per 10 hari atau dalam kategori tinggi terutama pada wilayah Gerokgak, Jembrana, Tabanan, Badung, Denpasar, Gianyar dan Klungjung (Stasiun Klimatologi Jembrana).
Oleh karenanya tidak menjadi sebuah hal yang mengejutkan jika pada hari perayaan tahun baru Imlek nanti beberapa wilayah di Bali akan diguyur hujan. Kondisi Angin kencang serta petir/ kilat juga masih memiliki potensi terjadi pada awal tahun ini dikarenakan beberapa pusat tekanan rendah terjadi disekitar wilayah Selatan Jawa, hal ini menyebabkan terjadinya penumpukan awan-awan konvektif yang menyebabkan hujan di sekitar Jawa hingga Bali dan NTB.
“BMKG wilayah III Denpasar memprediksi pada tanggal 28 Januari 2017, kondisi cuaca umumnya berawan pada pagi hingga siang hari,” katanya.
Peluang hujan dengan intensitas ringan terjadi disekitar wilayah Bali bagian selatan (Badung utara dan Denpasar), Peluang hujan dengan intensitas sedang – lebat terjadi pada sore hingga malam hari terutama di wilayah Bali bagian barat (Jembrana, Gerokgak), Bali bagian tengah (Tabanan, Badung utara), Bali utara (Buleleng, Kintamani) dan Bali timur (Gianyar, Klungkung, Karangasem).
“Dengan demikian masyarakat dihimbau selalu memperhatikan kondisi lingkungan sekitar dan meminimalisir dampak curah hujan ekstrim” pungkasnya.SIA-MB