Keterangan Poto : Proyek Pasar Melaya

Jembrana (Metrobali.com)-

 Pondasi skat los pada proyek revitalisasi Pasar Melaya yang diduga tidak menggunakan batu bahkan besi, namun hanya campuran pasir dan semen dibantah I Putu Lantik, pemilik CV Dua Serangkai Jaya.

Menurutnya, apa yang dikerjakan sudah sesuai dengan speck dan pondasinya hanya dipinggir sudah sesuai gambar sekat pondasi. “Peruntukan sekat memang boleh seperti itu” ujarnya, Jumat (31/8).

Sekat lanjutnya sudah cukup untuk beban seperti itu. Kalau diisi pondasi juga bisa tapi tidak ekonomis dan tambah biaya. Sebagai pembatas lanjutnya umumnya dari kayu atau triplek yang tebal.

“Itu bukan pondasi. Karena dibagian tengah bangunan tidak memakai pondasi dan pondasi hanya dipinggir saja karena los tidak pakai tembok” jelasnya.

Menurutnya, campuran (luluh) itu untuk muka rabatan, karena seluruh lantai akan dirabat dan dipasang keramik.

Diberitakan sebelumnya, Pengerjaan proyek revitalisasi tahap kedua Pasar Melaya di Desa Melaya, Kecamatan Melaya dipertanyakan warga. Pondasi skat los pada proyek tersebut diduga tidak menggunakan batu bahkan besi, namun hanya campuran pasir dan semen (luhluh) yang ditaruh diatas lantai dari bangunan sebelumnya.

Akan kondisi tersebut proyek yang bersumber dari anggaran DAK (Dana  Alokasi Khusus) 2018 senilai Rp.671.879.898,25 dikhawatirkan tidak bertahan lama. Dalam papan proyek pengerjaan dilakukan CV Dua  Serangkai Jaya dengan lama pengerjaan 90 hari kalender mulai 5 Juli 2018. Revitalisasi pasar tahap kedua ini merupakan proyek milik Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Pemkab Jembrana.

Terkait dugaan tersebut pihak kontraktor saat dikonfirmasi lewat telepon tidak diangkat, bahkan WhatsApp tidak dibalas.

Dikonfirmasi terpisah Ketua Komisi C DPRD Jembrana IB Susrama mengatakan pihaknya akan segera turun kelapangan. Menurutnya, jikapun benar pihak pemborong semestinya tidak melakukan itu karena berisiko terhadap kualitas bangunan.”Kalau mau mestinya berinovasi, jangan mencari keuntungan dari speck karena berisiko tinggi apalagi anggarannya bersunber dari DAK” tandasnya.

Pewarta : Komang Tole

Editor : Whraspati Radha