Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi
Nusa Dua (Metrobali.com)-

Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi menegaskan jika teknologi kelapa sawit Indonesia merupakan yang terbaik di dunia.

“Penguasaan teknologi sawit dari hulu ke hilir Indonesia adalah yang terbaik di dunia. Kita adalah produsen terbesar, eksportir besar. Untuk penguasaan teknologinya kita yang paling baik,” kata Bayu di sela pertemuan International Oil Palm Conference (IOPC) 2014, Kamis 19 Juni 2014.

Menurutnya, banyak pihak yang belajar kepada Indonesia soal teknologi kelapa sawit. “Banyak sekali mereka yang belajar kepada kita, baik untuk produksi, di hilirnya dan pengolahannya,” katanya.

Kendati begitu, Bayu mengatakan hal itu belumlah cukup. Meski penguasaan teknologi sawit Indonesia terbaik di dunia, namun hal tersebut tak boleh berhenti sampai di situ. Bayu rupanya memiliki angan-angan besar. “Kita harus jadi leader untuk mengembangkan teknologi dan pengetahuan di bidang sawit, karena memang itu kepentingan kita,” tegas dia.

Ia melanjutkan, saat ini sawit Indonesia merupakan sesuatu yang membanggakan. Sawit merupakan bahan ekspor terbesar yang dimiliki Indonesia. Ke depan, ia melanjutkan, dunia akan semakin membutuhkan sawit. “Oleh karena itu, mengaitkan antara bisnis dengan riset merupakan sesuatu yang kita dorong. Kita menginginkan sawit yang berkelanjutan. Kita juga ingin sawit memberikan imbalan yang adil kepada tiap-tiap pelaku, terutama petani,” tutur Bayu.

Menurutnya, 42 persen sawit Indonesia dihasilkan oleh petani kecil. Sementara 45 persen dikuasai perusahaan besar dan sisanya, sekitar 8 persen dipegang oleh BUMN. Menurutnya, bisnis sawit sendiri merupakan perlindungan untuk petani, karena harganya yang cukup baik. Pemerintah, Bayu melanjutkan, sudah menerapkan kebijakan yang memastikan petani kecil terlindungi, baik dari sisi harga, bibit maupun pendampingan untuk peningkatan produktivitas dan lainnya. 

“Produksi sawit kita sudah mencapai 29 juta ton pertahun. Peluang sawit kita masih terbuka lebar. Tapi, kita harus menggunakan peneilitan yang scientific, ilmiah, untuk menjawab berbagai pertanyaan tentang sawit sendiri,” harap Bayu.

Hal itu penting dilakukan sebab berbagai sektor usaha mulai melirik sawit sebagai bahan baku BBM-nya. Salah satunya adalah perusahaan listrik negara, PT PLN. “PLN sudah menyatakan ketertarikan dan begitu semangat untuk mengganti bahan bakar mereka dari solar ke sawit. Ini juga memang keinginan pemerintah,” sebut Bayu. JAK-MB