gas

Jakarta (Metrobali.com)-

Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Rinaldy Dalimi memperkirakan Indonesia akan mengimpor gas dari negara lain mulai 2020, karena tata kelola yang buruk.

“Tahun 2020, diperkirakan kita akan mengimpor gas jika kontrak jangka panjang di gas tidak diubah,” kata Rinaldy seusai peluncuran buku “Outlook Energi Indonesia 2014” di Jakarta, Selasa (23/12).

Mantan Sekjen Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) itu menuturkan hingga saat ini, besaran ekspor gas Indonesia masih lebih besar dari impor.

Menurut dia, sekitar 55 persen gas Indonesia diekspor melalui kontrak kerja sama dengan kontraktor Jepang dan Singapura. Sementara sisanya digunakan untuk dalam negeri.

“Tetapi dengan kebutuhan gas domestik kita yang terus bertambah tinggi dan kalau tidak ada penemuan gas baru, kita akan terpaksa impor,” ucapnya.

Oleh karena itu, Rinaldy mengatakan harus ada upaya pemerintah untuk menyelamatkan pasokan gas untuk memenuhi kebutuhan nasional.

Beberapa cara di antaranya adalah dengan melakukan renegosiasi kontrak dan eksplorasi lapangan gas baru.

“Renegosiasi kontrak, seperti yang sudah berhasil di Tangguh, itu harus kita lakukan juga di lapangan yang lain. Termasuk terus melakukan eksplorasi untuk menemukan cadangan gas baru,” tukasnya.

Menurut Rinaldy, pengurangan ekspor gas harus segera dilakukan melalui perencanaan yang matang demi memenuhi kebutuhan dalam negeri. Ia menambahkan pemerintah harus mengutamakan kebutuhan rakyat di atas kepentingan lainnya.

“Terserah kapan, tetapi ekspor gas secara bertahap harus dihentikan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan cadangan nasional,” ujarnya. AN-MB 

activate javascript