Indroyono Susilo

Jakarta (Metrobali.com)-

Republik Indonesia terus melakukan promosi terkait konsep Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia seperti yang bakal dilaksanakan dalam kesempatan ajang internasional di berbagai negara seperti New Zealand Millenium Cup 2016.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (25/7) menyebutkan rencananya untuk menyertakan kapal layar tiang tinggi Indonesia, KRI Arung Samudera, untuk berpartisipasi dalam lomba layar New Zealand Millenium Cup pada bulan Januari 2016.

Menko Maritim mengemukakan hal tersebut dengan tujuan sekaligus guna mempromosikan Republik Indonesia yang mencanangkan sebagai Poros Maritim Dunia.

Berdasarkan laman resmi www.millenniumcup.com, ajang New Zealand Millenium Cup dikelola oleh Kelompok Pakar Kelautan Selandia Baru dan sejumlah sosok industri superyacht terkemuka di negara itu.

Disebutkan pula dalam laman tersebut, ajang tersebut merayakan lomba layar yang baik dengan keramahan yang utama untuk menarik perhatian peserta kepada industri kapal layar di negara Kiwi tersebut.

Sementara itu, Dubes Matheson dalam pertemuan dengan Menko Maritim di Jakarta, Jumat (24/7) juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Indonesia atas kebijakan bebas visa bagi wisatawan Selandia Baru.

Selain itu, lanjutnya, Selandia Baru juga mengundang pakar oseonografi dan biologi laut dari Indonesia untuk mengikuti ekspedisi ke benua Antartika dengan menggunakan kapal riset Selandia Baru serta juga tinggal selama beberapa lama di Stasiun Observasi Ilmiah Selandia Baru di Antartika.

Sebelumnya terkait dengan konsep Poros Maritim Dunia, praktisi hukum OC Kaligis berpendapat posisi Indonesia sebagai poros maritim dunia diyakini akan membuka peluang membangun kerja sama regional dan internasional, namun masih ada kendala, salah satunya kewenangan instansi di laut yang tumpang tindih.

“Kendala di perairan masih menumpuk. Termasuk dalam hal peraturan dan kewenangan instansi,” kata OC Kaligis saat memberikan materi ajar kepada 120 siswa Lemhannas bertema “Optimaliasasi Penegakan Hukum di Laut Guna Terwujudnya Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia (Illegal fishing, Pembakaran Kapal, Konflik Laut Cina Selatan), di Lemhannas, Jakarta, Selasa (30/6).

Selain masalah kewenangan instansi yang tumpang tindih, penangkapan ikan secara ilegal (illegal fishing), permasalahan wilayah perbatasan, penegak hukum yang korup itu juga menjadi kendala. AN-MB