Panasunan Siregar

Denpasar (Metrobali.com)-

Indeks kepuasan masyarakat Bali terhadap kondisi keamanan mencapai 79,97 merupakan yang tertinggi dari sepuluh aspek kehidupan dari skala 0-100 yang menjadi sasaran penelitian dan pengkajian.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panasunan Siregar di Denpasar Minggu (8/2) mengatakan, sedangkan tingkat kepuasan yang paling rendah adalah aspek pendidikan yang hanya 59,49.

Ia mengatakan, delapan aspek lainnya terdiri atas keharminisan keluarga 79,71, keadaan lingkungan 76,37, hubungan sosial 74,02, kesehatan 69,29, ketersediaan waktu luang 68,42, kondisi rumah dan aset 66,04 serta pendapatan rumah tangga 64,09 persen.

Sedangkan indeks kebahagiaan masyarakat Bali mencapai 68,46 pada skala 0-100 yang merupakan rata-rata dari angka indeks yang dimiliki oleh setiap individu di Pulau Dewata selama tahun 2014.

“Semakin tinggi nilai indeks menunjukkan tingkat kehidupan yang semakin bahagia,” ujar Panasunan Siregar.

Ia menjelaskan, beberapa temuan menarik yang dihasilkan dari indeks kebahagiaan Bali 2014 berdasarkan karakteristik demokrafi dan ekonomi antara lain indeks kebahagiaan penduduk di perkotaan relatif lebih tinggi dibanding di daerah perdesaan yakni 70,57 berbanding 65,05.

Penduduk berstatus belum menikah (tidak/belum berkeluarga) dan cerai hidup lebih tinggi indeks kebahagiaannya dibandingkan dengan yang sudah menikah atau cerai mati (ditinggal meninggal oleh pasangannya) yakni masing-masing 70,75 dan 69,52.

Penduduk umur di bawah 40 tahun memiliki indeks kebahagiaan tertinggi yakni di atas 69, sementara penduduk lanjut usia (lansia) (kelompok umur 64 tahun) mempunyai indeks kebahagiaan paling rendah yakni 63,61.

Panasunan Siregar menjelaskan, ada kecenderungan dengan makin sedikit anggota rumah tangga, maka indeks kebahagiaan semakin tinggi. Hal itu terlihat ketika rumah tangga yang hanya terdiri dari satu orang indeks kebahagiaannya paling tinggi 69,54.

Sedangkan rumah tangga yang terdiri atas tujuh orang hanya memiliki indeks kebahagiaan 67,82. Rumah tangga yang beranggotakan 2-6 orang memiliki indeks kebahagiaan yang tidak terlalu berbeda.

Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi pula indeks kebahagiaan. Pendidik yang belum pernah sekolah mempunyai indeks kebahagiaan paling rendah yakni 60,04.

Sementara indeks kebahagiaan tertinggi pada penduduk dengan tingkat pendidikan S-2 maupun S-3, ujar Panasunan Siregar. AN-MB