Putu Fajar Arcana

Gianyar (Metrobali.com)

Puisi berjudul “Imajinasi Senja” sengaja ditulis sebagai lirik sebuah lagu. Putu Fajar Arcana sebagai penulisnya, mencoba memberi tantangan kepada generasi Z seperti dua musisi remaja Alien Child untuk memasuki lirik-lirik yang lebih puitis. Lagu “Imajinasi Senja” akan dirilis pada Sabtu (17/8) pukul 19.00 WITA di Bentara Budaya Bali (BBB), Jalan Bypass Ida Bagus Mantra 88A, Ketewel, Gianyar, Bali.

Acara ditandai dengan penampilan Alien Child, pembacaan puisi oleh Jais Darga, dan peluncuran video klip yang disutradarai oleh Happy Salma. Lebih istimewa lagi video klip “Imajinasi Senja” dibintangi oleh aktris Nana Mirdad dan Andrew White. Video digarap oleh Mawan Kelana. Produksi video klip ini didukung oleh Titimangsa Foundation.

Upaya alih media dari puisi atau dari satu bidang seni ke bidang seni lainnya sudah berulang diadakan di BBB. Dalam semangat kuratorialnya BBB antara lain memang mendorong lahirnya kolaborasi lintas batas guna melahirkan karya unggul sekaligus menjangkau khalayak lebih luas dan tidak terbatas pada ragam seni tertentu.

Putu Fajar Arcana mengungkapkan, bahwa sesungguhnya ini semacam personal project sebagai jurnalis dan penyair, yang rada gelisah melihat materi lirik lagu-lagu Indonesia yang kurang menghargai bahasa, terlalu vebal bahkan banal, dan mengabaikan peran imajinasi. Padahal kekuatan bahasa dan musik, selalu mengantarkan penyimaknya pada imajinasi tertentu, untuk kemudian memunculkan sensasi estetis. Bukankah menyampaikan pesan dengan keindahan salah satu hal terpenting dari kesenian?

“Imajinasi Senja” mencoba menggiring pembaca dan pendengarnya ke alam imajinasi sejauh mungkin, bahkan sampai pada tepian spritualisme. Diksinya dipilih secara ketat sebagai cerminan kekuatan bahasa.

Dipilihnya Alien Child (Aya dan Laras) juga bukan sebuah kebetulan. Aya dan Laras besar di Kanada dan sehari-hari sejak kecil berbahasa Inggris. Baginya bahasa Indonesia justru menjadi “bahasa asing”. Inilah kesempatan baik untuk memperkenalkan bahasa Indonesia kepada keduanya. Bahwa bahasa ibunya bisa juga mencapai tahapan estetis, yang mungkin tak pernah mereka bayangkan sebelumnya.

Terbukti benar. Lagu “Imajinasi Senja” yang berbicara tentang kebersamaan yang transenden, di tangan kedua kakak-beradik ini lahir menjadi lagu berjenis folk song, yang segar tanpa kehilangan daya pukau imajinasinya. Selain itu, ia tidak jatuh pada perasaan “kesepian” yang biasanya terjadi pada puisi-puisi yang dinyanyikan oleh banyak musisi. Aya dan Laras, membuat puisi ini lahir menjadi karya baru tanpa mengingkari akar asalnya sebagai sebuah puisi. Iramanya yang khas dan menyentuh, teknik menyanyikannya yang menawan serta tekstur aransemen, melodi dan rhythm yang benar-benar melukiskan setiap dinamika dalam puisi, membuat lagu ini hadir dengan kekuatan kata-kata yang tetap menonjol.

Sesungguhnya “Imajinasi Senja” ingin berbicara tentang rwa bhineda (dua yang berbeda tetap selalu berpasangan), atau dalam bahasa populer disebut sebagai dualitas yang tunggal. Kebersamaan dan perbedaan itu mirip kiri-kanan, gelap-terang atau bahkan ing-yang. Pertemuan antara rwa bhineda atau gelap terang itu terjadi pada saat waktu memasuki senja hari. Di Bali disebut sebagai sandikala (senjakala), di mana alam semesta tak hanya menunjukkan keindahannya, tetapi selalu memberi impresi-impresi tentang sesuatu yang magis. Pada kondisi seperti itulah kita perlu menyatukan diri untuk menuju pada cinta sejati, yang berubah wujud menjadi kebenaran abadi.

Pemilihan rilis tanggal 17 Agustus, tepat di Hari Kemerdekaan RI ke-74 bukan tanpa alasan. Bentara Budaya Bali dan Putu Fajar Arcana ingin menunjukkan kiprah anak-anak muda, terutama Generasi Z seperti Alien Child, dalam mengisi kemerdekaan. Mereka mempersembahkan talenta yang terasah untuk memberi karya terbaik kepada bangsa