petani lombokKetut Widia, petani lombok asal Desa Delod Berawah, Mendoyo, Jembrana.

Jembrana (Metrobali.com)-

Harga lombok disejumlah pasar di Kabupaten Jembrana, Bali, sejak dua minggu belakangan mengalami kenaikan, bahkan hingga 100 persen.

Curah hujan yang cukup tinggi diduga sebagai pemicu. Pasalnya kelembaban tanah mempercepat proses pembusukan akar yang mengakibatkan tumbuhan lombok menjadi layu sehingga hasil panen menjadi menurun.

“Biasanya untuk 10 are bisa menghasilkan sekitar 50 kilogram lombok, tapi sekarang hanya 20 kilogram” ujar Ketut Widia (60), salah seorang petani lombok asal Desa Delod Berawah, Kecamatan Mendoyo, Senin (14/3).

Kondisi serupa dialami petani lombok lainnya Made Suganda (55), namun Ia mengaku tidak merugi, karena harga jual lombok naik.

Sementara harga lombok merah di Pasar Umum Negara, Jembrana mengalami kenaikan dari Rp.28 ribu menjadi Rp.55 ribu perkilogram dan lombok besar naik menjadi Rp.45 ribu dari Rp.38 ribu per kilogram.

Sedangkan bawang merah naik dari Rp.27 ribu menjadi Rp.35 ribu per kilogram, bawang putih dari Rp.26 ribu menjadi Rp. 33 ribu per kilogram.

Kenaikan sejumlah barang seperti lombok dan bawang dibenarkan oleh Ni Wayan Muliada, salah seorang pedagang di Pasar Umum Negara. Ia menduga kenaikan tersebut disebabkan sedikitnya bakul (pedagang) lombok dari Jawa yang datang.

“Kalau bakul dari Jawa datang, mau ada hujan apa tidak, kalau yang datang banyak, bisa murah. Kalau sedikit yang datang pasti naik” ujarnya. MT-MB