Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu

Ketegangan diplomatik meningkat antara Turki dan Amerika atas Suriah. Turki menuduh AS bermuka dua sehubungan kesepakatan antara kedua militer untuk menciptakan zona penyangga di wilayah Suriah untuk menanggapi masalah keamanan Turki dan keprihatinan atas nasib pengungsi.

“AS hanya mengambil langkah yang tidak berarti sebagai bagian dari perjanjian zona amannya,” kata Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu kepada wartawan Selasa (10/9).

Pada Agustus, para jenderal Turki dan Amerika mencapai kesepakatan di mana kedua militer akan menciptakan zona penyangga di timur laut Suriah. Zona itu dimaksudkan untuk melindungi perbatasan Turki dari YPG, militan Kurdi yang dianggap teroris oleh Turki, dan terkait dengan pemberontakan di dalam negeri Turki.

Pada hari Senin, militer AS mengklaim perjanjian itu sudah dilaksanakan semestinya. “AS dan Turki bekerja sama untuk secara cepat menerapkan mekanisme keamanan dan tepat waktu atau malahan lebih cepat dari jadwal di banyak bidang,” demikian isi pernyataan yang dibacakan Komando Pusat AS.

Pasukan gabungan AS – Turki pertama kali melakukan patroli gabungan di Suriah timur laut pada hari Minggu. Militer AS mengatakan pos-pos YPG yang dekat dengan perbatasan Turki juga dihancurkan sebagai bagian dari perjanjian.

Ankara tetap sangat mencurigai Washington, karena YPG adalah sekutu dekat AS dalam perangnya melawan ISIS. (ps/jm) (VOA)