Panusunan Siregar

Denpasar (Metrobali.com)-

Subsektor hortikultura (NTP-H) dalam pembentukan nilai tukar petani (NTP) Bali perannya menurun 1,46 persen dari 103,72 persen pada bulan April 2015 menjadi 102,21 persen pada bulan Mei 2015.

“Kondisi tersebut akibat pengaruh turunnya indeks harga yang diterima petani (lt) sebesar 1,60 persen, lebih besar dibandingkan menurunnya indeks yang dibayar petani (lb) sebesar 0,14 persen,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panusunan Siregar di Denpasar, Minggu (7/6).

Ia mengatakan, menurunnya indeks harga yang diterima petani dipicu oleh melemahnya harga pada kelompok buah-buahan sebesar tiga persen seperti jeruk, pisang dan nangka.

Sementara itu menurunnya indeks yang dibayar petani akibat indeks konsumsi rumah tangga turun sebesar 0,24 persen.

Panasunan Siregar menjelaskan, penurunan tersebut belum mampu ditahan oleh kenaikan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0.14 persen.

Subsektor hortikultura merupakan salah satu dari lima komponen pembentukan NTP Bali. Dari lima subsektor tersebut terdiri atas empat subsektor mengalami penurunan dan satu subsektor mengalami kenaikan.

Empat subsektor yang mengalami penurunan NTP selain subsektor hortikultura juga tanaman pangan sebesar 1,12 persen, peternakan 0,27 persen dan perikanan 0,36 persen.

Hanya subsektor perkebunan rakyat satu-satunya mengalami kenaikan sebesar 3,19 persen, ujar Panasunan Siregar. AN-MB