Ketua Pansus Nyoman Graha Wicaksana didampingi Ketua Bapemperda Nyoman Satria memimpin rapat finalisasi terkait penyertaan modal di Perumda Air Minum Tirta Mangutama Badung, Senin (19/10/2020).

 

Mangupura, (Metrobali.com)-

Pansus Ranperda Penyertaan Modal Daerah pada Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Mangutama kembali melaksanakan rapat dengan pihak eksekutif. Rapat yang dipimpin Ketua Pansus Nyoman Graha Wicaksana dan didampingi Ketua Bapemperda I Nyoman Satria itu memasuki finalisasi, Senin (19/10/2020).

Hadir anggota Ni Komang Tri Ani, Made Suryananda Pramana dan Wayan Sandra. Hadir pula Dirut Perumda Air Minum Tirta Mangutama Ketut Golak, Direktur Teknik Wayan Suyasa, Direktur Umum IA Eka Dewi Wijaya, Kabag Perekonomian Setda Badung, AA Sagung Rosyawati dan Kabag Hukum AA Gde Asteya Yudhya.

Pansus dan Direksi Perumda Air Minum.

Ketua Pansus Nyoman Graha Wicaksana mengungkapkan, pada rapat finalisasi telah disepakati penyertaan modal untuk Perumda Air Minum Tirta Mangutama sebesar Rp 252 miliar. Penyertaan modal sampai tahun 2025 tersebut sudah termasuk Rp 92 miliar yang telah digunakan Perumda.

Tujuan pokok penyertaan modal tersebut, kata Graha Wicaksana, untuk revitalisasi jaringan-jaringan air yang selama ini sudah sangat lama. Ada yang berumur lebih dari 30 tahun yang berakibat tidak efisiennya pelayanan Perumda Tirta Mangutama. “Jadi sangat wajar warga mengeluhkan seringnya air mati karena tingkat kebocorannya sangat tinggi,” terangnya.

Selain itu, pihaknya menekankan kepada direksi agar memprioritaskan revitalisasi jaringan dan pengembangan ke daerah-daerah yang belum mendapat pelayanan air bersih. “Pengembangan itu termasuk ada mata air yang selama ini belum termanfaatkan. Ada juga sumber air yang ada di dalam pura. Jadi itu akan dipindahkan karena ada masukan dari pengempon pura,” katanya.

Direktur Teknik (Dirtek) Perumda Air Minum Tirta Mangutama Wayan Suyasa menambahkan, pompa air dalam pura yang dimaksud yakni pompa yang berada di Dungun, Petang. Pihak pengempon mengusulkan agar dipindahkan ke luar pura sehingga kegiatan upacara tidak terganggu. “Secara estetika juga tidak elok kalau di dalam pura. Kemudian jika dipasang baru juga akan menambah daya air. Yang selama ini terbuang, itu bisa terpakai,” ujarnya.

Ditanya terkait prioritas dana penyertaan modal, Suyasa mengatakan yakni pelayanan eksisting yang aman. Ia mencontohkan reservoar Dalung yang sering mendapat keluhan membutuhkan biaya Rp25 miliar. Kemudian, di Dewi Sri dan juga Dungun.