Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Denpasar, Made Muliawan Arya

Denpasar, (Metrobali.com)-

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Denpasar, Made Muliawan Arya, mendukung upaya Desa Adat Denpasar menata tampilan Setra (kuburan) Badung. Pejabat yang akrab disapa De Gadjah ini menilai penataan tersebut penting dilakukan untuk menghilangkan kesan kumuh dan kesan negatif lainnya terhadap setra selama ini. Salah satunya dilakukan dengan menanam ribuan bibit pohon dan aksi bersih-bersih setra bersama krama (masyarakat adat) Denpasar Minggu (22/12) di areal Setra Badung.

Bibit pohon langka yang ditanam pun tak sembarang, yakni jenis-jenis yang semakin langka di Denpasar meliputi bibit badung, bibit manggis, bibit juwet (jamblang) dan bibit bunut. “Dulu setra itu sering dijadikan tempat yang tidak baik. Jadi tempat transaksi narkoba, membuang kotoran, namun setelah ditata, sekarang tidak terjadi lagi. Aktifitas Krama juga sudah mulai banyak, seperti olahraga dan jalan santai, karena di dalamnya ada jalur olahraga,” ujar De Gadjah, didampingi Ketua Pengelancang Setra Badung, I Wayan Suwitra.

Melalui penanaman ribuan bibit itu, De Gadjah mengatakan bahwa areal setra akan ditata layaknya taman. Dalam mewujudkan tujuan tersebut, ia berharap masyarakat sekitar juga ikut mendukung dengan berperan aktif menjaga dan memelihara kebersihan setra dan pertumbuhan bibit. “Aktifitas di sini ada pengelancang setra (juru resik), mereka yang koordinir lingkungan sekitar, kita semua ikut menjaga,” ungkapnya. Ia juga berencana menambah bale wantilan, sebagai tempat berteduh saat krama melaksanakan upacara adat.

Ketua Pengelancang Setra Badung, I Wayan Suwitra mengatakan, dibuan bibit tersebut merupakan bantuan dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Unda – Bali. Ide penanaman pohon langka ini menurutnya berangkat dari kegelisahan terhadap buah-buahan khas Bali yang makin langka seperti juwet, sentul, klecung. Melalui penanaman ini, ia berharap generasi muda tetap mengenali buah khas Bali dan manfaatnya. Dalam merawat bibit tersebut, pihaknya menugaskan masin-masing tiga pengelancang di setra bagian utara dan di bagian selatan.

Selain itu, pemeliharaan tersebut juga melibatkan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Denpasar. “Tiga petugas ini diberi imbalan dari desa adat. Ke depan, kami berharap bisa dibantu oleh pemerintah Kota Denpasar,” ujarnya. Ia juga mengimbau, bagi masyarakat yang memiliki bibit ataupun pohon langka, namun tidak memiliki lahan untuk menanam, bisa menghubungi pihaknya, yang kemudian akan menanam pohon tersebut di setra Badung. “Penanaman juga bertujuan untuk mengembalikan habitat hewan,” pungkasnya. (ADV/*)