Jembrana (Metrobali.com)-

Masyarakat harus lebih berhati-hati jika menerima pesan melalui SMS dari orang tidak dikenal, apalagi terkait beasiswa. Jangan-jangan aksi penipuan.

Modus yang dilakukan yakni dengan cara mengirim SMS sebagai pemberitahuan bahwa dana beasiswa berprestasi sebesar Rp 3.750.000 per siswa akan cair.

Namun, ujung-ujungnya orang tua atau wali murid siswa diminta untuk mengirim uang sebagai biaya administrasi kisaran Rp.350 ribu sampai Rp 900 ribu. Uang tersebut diminta dikirim sebelum dana cair.

Aksi penipuan dengan modus melalui SMS ini mengatasnamakan Dinas Pendidikan dan Olahraga (Dikpora) Provinsi Bali.

Di Jembrana sedikitnya empat orangtua atau wali murid dari SMKN 4 Negara menjadi korban aksi penipuan SMS ini. Bahkan ada yang membuka rekening Bank baru dengan maksud agar bisa mengirimkan uang administrasi dan menerima dana beasiswa tersebut.

Mereka baru mengetahui tertipu setelah mendatangi sekolah untuk mengurus keperluan administrasi.

Kepala SMK Negeri 4 Negara, Adam Iskandar Bunga saat dikonfirmasi membenarkan adanya aksi penipuan beasiswa berprestasi mengatasnamakan Dinas Dikpora Bali ini.

“Baik dari sekolah maupun dari Dinas Provinsi tidak ada program seperti itu. Kecuali dari pusat, untuk siswa ada PIP (Program Indonesia Pintar) dan KIS (Kartu Indonesia Sejahtera)” terangnya.

Diakuinya banyak orangtua atau wali murid yang datang ke sekolah untuk mengkonfirmasi hal itu. Bahkan yang sudah terlanjur mengirim uang sebagai biaya administrasi.

“Ada empat orang yang mengaku terlanjur mengirim uang untuk administrasi itu,” ujar Adam.

Aksi penipuan ini diawali dengan pemberitahuan melalui SMS ke nomor siswa bahwa menerima beasiswa berprestasi senilai Rp 3.750.000. Karena disertai dengan nama siswa, banyak yang percaya dan langsung menghubungi nomor tersebut.

“Mereka dijanjikan uang akan cair esok harinya setelah semua persyaratan lengkap. Ada beberapa rekaman percakapan. Orangtua siswa diminta mengirim antara Rp 350 ribu, Rp.750 ribu dan Rp.900 ribu” jelasnya.

Akan hal tersebut ia mengimbau kepada seluruh siswa untuk tidak menanggapi dan percaya SMS semacam itu. Karena kalaupun ada beasiswa dari manapun, pasti akan disampaikan ke pihak sekolah.

Ia juga mengaku heran dari mana para pelaku bisa memperoleh data terkait siswa mereka. Seperti nama lengkap dan nomor telepon. Tetapi diakui dalam sistem daring ini, hampir sebagian data seperti nama lengkap siswa dan nomor telepon pernah dikirim untuk keperluan pembelajaran daring. (Komang Tole)