Polling Metro Bali: Tuti Kusuma Wardani dan Putu Nova Sewi Putra Urutan Pertama
HASIL polling Koran Metro Bali sejak awal Januari s.d 11 Maret 2012 terhadap pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Buleleng periode 2012 – 2017. Mereka yang dianggap layak menjadi Bupati Buleleng tentu akan mendapat pilihan terbanyak.
Dalam polling tersebut pasangan Tuti Kusuma Wardani – Putu Nova Sewi Putra menduduki posisi pertama. Selanjutnya, pasangan Gede Aryadi-Wayan Artha, Agus Suradnyana- Dr. Nyoman Sutjidra, dan Nyoman Wenten Suparlan – IB Jodhi masing-masing menduduki posisi, kedua, ketiga dan keempat. Jumlah data pemilih sampai Minggu, 11 Maret 2012 telah mencapai 1.656 orang.
Polling Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Buleleng ini dilakukan oleh Tim Metro Bali. Caranya dengan meklik salah satu pasangan calon tersebut. Poling tersebut akan terus di-update setiap minggu sekali. Jika anda merasa memiliki hak untuk memilih pasangan calon bupati dan wakil bupati buleleng periode 2012-2017, bisa mengunjungi Website: metrobali.com.
Polling yang dilakukan Metro Bali selama 2,5 bulan ini pasangan Tuti Kusuma Wardani – Putu Nova Sewi Putra (56%), pasangan Gede Aryadi-Wayan Artha (30%), pasangan Agus Suradnyana- Dr. Sutjidra (8%) dan pasangan Nyoman Wenten Suparlan – IB Jodhi (6%). Perkembangan prosentase pemilih akan terus berubah sesuai perkembangan waktu, dan sejauh mana mereka mempromosikan calon bupati dan wakil bupati kepada masyarakat.
Tim Redaksi Metro Bali juga menerima sejumlah masukan dari pemilih mengapa mereka menentukan pasangan yang bersangkutan. Pasangan Tuti Kusuma Wardani – Putu Nova Sewi Putra yang prosentase pemilihnya paling tinggi dari tiga pasangan lainnya, karena masyarakat Buleleng mengingingkan bupatinya seorang wanita.
Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Buleleng, Bali, meloloskan empat pasangan calon peserta pemilihan kepala daerah pada 22 April 2012. “Empat pasangan calon berhak mengikuti pilkada setelah lolos verifikasi faktual,” kata Ketua KPU Kabupaten Buleleng Kadek Cita Ardana Yudi di Singaraja, Selasa lalu.
Keempat pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Buleleng periode 2012-2017 itu adalah Putu Agus Suradnyana-Nyoman Sutjidra dari PDIP, Gede Ariadi-Wayan Artha (Partai Golkar, PKPB, dan PAN), I Wayan Gede Suparlan-Ida Bagus Djodhi (Koalisi Nurani Den Bukit), dan Tutik Kusuma Wardani-I Komang Nova Sewi Putra (Partai Demokrat).
Diloloskannya empat pasangan calon tersebut berdasarkan berita acara rapat pleno KPU Kabupaten Buleleng nomor 07/BA-KPU.Kab.Bll/III/2012. “Dengan lolosnya keempat pasangan calon ini, kami akan menetapkan pasangan calon, Rabu (7/3) sekaligus pengundian nomor urut,” kata Kadek Cita. SUT-MB
7 Komentar
Metro seharusnya menjelaskan metodologi pollingnya seperti apa. Apakah polling sms atau polling dengan kaidah statistika. Jika yang terakhir berapa sampelnya? Berapa margin errornya? Bagaimana metode pengambilan sampelnya dll. Berita ini amat dangkal dan kurang mencerdaskan, namun berpotensi ada muatan politis. Ayo jelaskan metodenya…..
Bapak I Gst Putu Artha yang saya hormati. Polling tersebut dibuat oleh kelompok Metro Bali melalui Website metrobali.com. Masyarakat yang merasa memliki hak pilih bisa mengunjungi Website metrobali.com dengan cara meng-Klik empat pasangan yang tertera dalam polling tersebut. Suksema Bapak atas atensinya. Sukses selalu.
Mohon maaf ini pengalaman saya pribadi mengikuti poling tersebut saya agak meragukan validitas hasilnya karena saya sendiri mencoba dalam sehari memilih keempat pasangan dan itu bisa bahkan besoknya lagi saya milih 2 suara kesalah satu kandidat bisa jadi menurut saya seorang pemilih memberikan suaranya lebih dari sekali.ini pengalaman saya dan saya merasa hasil poling ini tidak murni karena bisa saja misalnya saya tim sukses calon A untuk menang poling dalam sehari browsing beberapa kali untuk klik!
Kevalidan data 100 persen tidak mungkin. Pada lembaga survey lain yang melakukan poling kebenaran 100 persen memang sulit dicapai. Apalagi polling melalui media online.. di mana kita tidak bisa mengontrolnya. Bisa saja, satu orang mengklik beberapa kali satu orang calon, ataupun bisa melakukan pergrup yang dilakukan oleh tim sukse. Poliing melalui media online merupakan pancingan saja. Sejauh mana reaksi sosial masyarakat untuk bisa berperan serta dalam poling ini. Kevalidan data bisa didapat setelah penghitungan suara, mana calon yang mendapat angka tertinggi. Hitungan jumlah suara seperti itupun tak jamin seratus persen valid..Sekarang ini media cetak seperti Nusa Tenggara juga melakukan polling soal Calon Bupati dan Wakil Bupati Buleleng, kesahihan dan kevalidan data itu mohin maaf saya ragukan. Apalagi pengumpulan data atau pilihan itu dengan mengkliping koran. Bisa saja tim sukses atau sesorang membeli koran itu secara borongan, kemudian mereka memilih satu pasangan saja. Oleh karena itu, mari kita melihat poling ini dari sisi positif. Tidak menentukan, tetapi juga memberikan masyarakat untuk menyalurkan aspirasinya…
Yang terpenting Metnro Bali kan bukan partisan salah satu calon bupati
Astungkara Pak Ketut Meryasa. Salam hormat saya terhadap kekritisan sekaligus mengingatkan Metro Bali untuk tidak menjadi partisan salah satu calon Bupati Buleleng. Kami tim Redaksi Metro Bali, sejak awal independen dan tidak memihak.atau menjadi tim sukses salah satu calon Bupati Buleleng. Metro Bali sampai saat ini tidak ada deal-deal politik kepada salah satu calon bupati maupun tim sukses salah Satu Calon Bupati Buleleng, apalagi ada deal politik uang. Berita-berita yang di-upload oleh Metro Bali.com juga tidak ada yang bayar. Semoga Metro Bali . com yang kini menjadi acuan rubuan orang tetap menjadi kebanggaan masyarakat Bali. Metro Bali : Aspirasi Krama Bali…. Suksema atas perhatinnya terhadap Metro Bali.
polling sangat meragukan,,,jika melakukan polling hendaknya websitenya tersendiri,dan di kasi DOS( SECURITY ,,/PENGAMAN shg satu IP bisa digunakan utk 1put aja,,,ksmupulannya polling tsb tdk valid,,krn tiap,, detik bisa di klik dari 1Pkomputer,/mereka buat group khusus yg kerjanya hanya mengklik,,,,bisa sj ada team sukses yg memaamfaatkan kesempatan ini utk merubah opini publik