New York (Metrobali.com)-

Harga minyak berakhir turun pada Senin (Selasa pagi WIB), karena kegiatan produksi di Teluk Meksiko dimulai kembali menyusul badai tropis yang telah memaksa perusahaan-perusahaan menangguhkan produksi mereka untuk alasan keamanan.

Pasar juga melihat tekanan dari berlanjutnya kelumpuhan politik atas anggaran negara di Washington, ketika penutupan sebagian kegiatan (shutdown) pemerintah memasuki minggu kedua.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November, turun 81 sen menjadi 103,03 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Patokan Eropa, minyak mintah Brent untuk pengiriman November, naik 22 sen menjadi menetap pada 109,68 dolar AS per barel di perdagangan London.

Penurunan harga sebagian berasal dari berlalunya badai tropis Karen tanpa kerusakan besar pada infrastruktur energi di perairan kaya minyak Teluk Meksiko. Produsen telah menutup sekitar 62 persen dari produksi minyak di kawasan tersebut akibat badai.

“Produksi akan kembali normal dalam beberapa hari ke depan, dan sebagai akibatnya, pasar tidak memperkirakan dampak signifikan terhadap pasokan minyak mentah,” kata Andy Lipow, seorang konsultan energi Houston.

Sepertiga dari kapasitas di wilayah ini masih ditutup pada awal Senin sore, menurut Dow Jones Newswires. Tetapi perusahaan-perusahaan minyak berada dalam proses menerbangkan para pekerja mereka kembali ke anjungan-anjungan.

Sementara investor tetap khawatir bahwa kelumpuhan di Washington akan mencegah kenaikan plafon utang AS pada tenggat waktu 17 Oktober, memaksa kemungkinan gagal bayar (default) utang AS yang bisa mendatangkan malapetaka ekonomi, sehingga merusak permintaan minyak.

“Fokus utama tetap pada Washington,” kata Kyle Cooper, mitra pengelola IAF Advisors di Houston.  (Antara/AFP)